bila paderi buka rahsia

Ada seorang pemuda Arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika. Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan dia mampu mendalaminya. Selain belajar, dia juga seorang jurudakwah Islam. Ketika berada di Amerika, dia berkenalan dengan salah seorang Nasrani. Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah s.w.t. memberinya hidayah masuk Islam.Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas dekat sebuah gereja yang terdapat di kampung tersebut. Temannya itu meminta agar dia turut masuk ke dalam gereja. Mula mula dia keberatan, namun kerana desakan akhirnya pemuda itu pun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka. Ketika paderi masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghormatan lantas kembali duduk. Di saat itu, si paderi agak terbeliak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, 'Di tengah kita ada seorang Muslim. Aku harap dia keluar dari sini.' Pemuda Arab itu tidak bergerak dari tempatnya. Paderi tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun dia tetap tidak bergerak dari tempatnya. Hingga akhirnya paderi itu berkata, 'Aku minta dia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya.' Barulah pemuda ini beranjak keluar. Di ambang pintu, pemuda bertanya kepada sang paderi, 'Bagaimana anda tahu bahawa saya seorang Muslim?'Paderi itu menjawab, 'Dari tanda yang terdapat di wajahmu.' Kemudian dia beranjak hendak keluar. Namun, paderi ingin memanfaatkan kehadiran pemuda ini dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memalukan pemuda tersebut dan sekaligus mengukuhkan agamanya. Pemuda Muslim itupun menerima tentangan debat tersebut.Paderi berkata, 'Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat. ' Si pemuda tersenyum dan berkata, 'Silakan!' Sang paderi pun mulai bertanya, 'Sebutkan satu yang tiada duanya, dua yang tiada tiganya, tiga yang tiada empatnya, empat yang tiada limanya, lima yang tiada enamnya, enam yang tiada tujuhnya, tujuh yang tiada delapannya, delapan yang tiada sembilannya, sembilan yang tiada sepuluhnya, sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh, sebelas yang tiada dua belasnya, dua belas yang tiada tiga belasnya, tiga belas yang tiada empat belasnya.' 'Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh! Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya? Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyukainya? Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!' 'Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diazab dengan api dan siapakah yang terpelihara dari api? Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yang diazab dengan batu dan siapakah yang terpelihara dari batu?' 'Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar! Pohon apakah yang mempunyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?' Mendengar pertanyaan tersebut, pemuda itu tersenyum dengan keyakinan kepada Allah. Setelah membaca 'Bismillah...' dia berkata, -Satu yang tiada duanya ialah Allah s.w.t.. -Dua yang tiada tiganya ialah Malam dan Siang. Allah s.w.t. berfirman, 'Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami).' (Al-Isra': 12). -Tiga yang tiada empatnya adalah kesilapan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika menegakkan kembali dinding yang hampir roboh. -Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al-Qur'an. - Lima yang tiada enamnya ialah Solat lima waktu. -Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah Hari ketika Allah s.w.t. menciptakan makhluk. -Tujuh yang tiada delapannya ialah Langit yang tujuh lapis. Allah s.w.t. berfirman, 'Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang.' (Al-Mulk: 3). -Delapan yang tiada sembilannya ialah Malaikat pemikul Arsy ar-Rahman. Allah s.w.t. berfirman, 'Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas (kepala) mereka.' (Al-Haqah: 17). -Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa yaitu: tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang.* -Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah Kebaikan. Allah s.w.t. berfirman, 'Barang siapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat.' (Al-An'am: 160). -Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah Saudara-Saudara Nabi Yusuf . -Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah Mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, 'Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air.' (Al-Baqarah: 60). -Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah Saudara Nabi Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya. -Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Subuh. Allah s.w.t. berfirman, 'Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menyingsing.' (At-Takwir: 18). -Kuburan yang membawa isinya adalah Ikan yang menelan Nabi Yunus AS. -Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara-saudara Nabi Yusuf, yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya, 'Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala.' Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepada mereka, 'Tak ada cercaan terhadap kamu semua.' Dan ayah mereka Ya'qub berkata, 'Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.' (Yusuf:98) -Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara Keldai. Allah s.w.t. berfirman, 'Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keldai.' (Luqman: 19). -Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapa dan ibu adalah Nabi Adam, Malaikat, Unta Nabi Shalih dan Kambing Nabi Ibrahim. -Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diazab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim.. Allah s.w.t. berfirman, 'Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim..' (Al-Anbiya':69). -Makhluk yang terbuat dari batu adalah Unta Nabi Shalih, yang diazab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ashabul Kahfi (penghuni gua). -Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah Tipu Daya Wanita, sebagaimana firman Allah s.w.t. 'Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar.' (Yusuf: 28). -Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah Tahun, Ranting adalah Bulan, Daun adalah Hari dan Buahnya adalah Solat yang lima waktu, Tiga dikerjakan di malam hari dan Dua di siang hari. Paderi dan para hadirin merasa takjub mendengar jawapan pemuda Muslim tersebut. Kemudian dia pun mula hendak pergi. Namun dia mengurungkan niatnya dan meminta kepada paderi agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh paderi. Pemuda ini berkata, 'Apakah kunci surga itu?' Mendengar pertanyaan itu lidah paderi menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rupa wajahnya pun berubah. Dia berusaha menyembunyikan kekuatirannya, namun tidak berhasil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun dia cuba mengelak. Mereka berkata, 'Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya dia jawab, sementara dia hanya memberi cuma satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya!' Paderi tersebut berkata, 'Sesungguh aku tahu jawapannya, namun aku takut kalian marah.' Mereka menjawab, 'Kami akan jamin keselamatan anda. ' Paderi pun berkata, 'Jawapannya ialah: Asyhadu An La Ilaha Illallah , Wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasulullah. ' Lantas paderi dan orang-orang yang hadir di gereja itu terus memeluk agama Islam. Sungguh Allah telah menganugerahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda Muslim yang bertakwa .** NOTA: Ini adalah artikel sulung dari qasha dan merupakan sebuah artikel yang cukup bagus. Ia dapat menyedarkan kita agar membaca dan memahami isi kandungan Al-Qur'an bagi membolehkan kita menangkis tohmahan dan menjawab pertanyaan orang-orang kafir. Saya pernah membaca dari satu buku bahawa sebenarnya paderi Kristian tahu bahawa Kunci Syurga itu adalah Dua Kalimah Syahadah. Kerana itu (kononnya) apabila nazak seorang Kristian, maka paderi akan datang membisikkan kalimah itu ke telinganya dengan harapan dia akan mati dalam Islam. Saya tidak pasti sama ada dakwaan ini (membisikkan ke telinga orang nazak) benar atau tidak. Namun saya pasti ahli kitab Kristian tahu bahawa Kunci Syurga adalah Dua Kalimah Syahadah. Cuma, mereka tidak mahu mengaku (kebenaran Islam) kerana bimbang akan kehilangan pangkat dan kedudukan duniawi. Wallahua'lam semana kaya atau besar...tetap Allahuakbar!!!! ittaqullah!!!!!
daripada sumber tko

4 THINGS YOU CANNOT RECOVER

Did Anyone Ever Tell You Just How Special You Are. The Light that You Emit Might even Light a Star Did Anyone Ever Tell You How Important You Make Others Feel.Somebody out here is Smiling, Because of something you said or something you did! Did Anyone Ever Tell You that Many Times When They were Sad Your E-mail made Them Smile. In Fact, It made Them Glad. Did Anyone Ever Tell YouJust How Much They Like You.
Well, My Dearest Friend
Today I am Telling You! I believe that without a friend
you are missing out on a lot!!! Have a nice day, and
I'm glad we are friends!!! THIS IS A HAND OF FRIENDSHIP YOU MUST PASS IT
TO AT LEAST 4 FRIENDS !! The Wave ----- keep it going Just wanted to say Hi, AND HOPE YOU HAVE A GREAT DAY

saja nak suspen

Pengajaran untuk kita semua


Teman saya ini (katakanlah namanya Ema, 25 tahun) bekerja dengan satu
perusahaan konsultan yang tidak terlalu besar sebagai assistant dan
salah seorang partner pada perusahaan konsultan tersebut (Kita sebut
saja namanya Andy).Ema sangat mengkagumi profil dan karakter Andy.
Sebut saja semua hal yang baik, maka Andy memilikinya. Otak yang cemerlang,
sikap yang profesionaldan gentleman, penampilan yang selalu rapi and
nice looking serta usia baru 34 tahun (waktu itu). Ema pula adalah
seorang wanita yang memiliki segala yang diidamkan oleh seorang
lelaki,bentuk tubuh yang sempurna,paras yang cantik,fikiran matang
serta> bijak,berpewatakan ceria & suka tersenyum.

Disebabkan Ema selalu bertugas bersama Andy maka Ema akhirnya mulai
menyayangi Andy lebih dari team partner & Ema membiarkan saja perasaannya
kepada Andy tumbuh tanpa halangan. Semakin hari dia semakin jatuh hati
kepada Andy.

Andy bukannya tidak tahu akan hal itu tetapi sikapnya yang profesional
di pejabat yang tidak membiarkan hal-hal pribadi mencampuriurusan
pejabat membuat Ema semakin mengkagumi peribadi Andy.

Suatu hari urusan pejabat membuat mereka berdua harus pergi kebeberapa
lokasi di seluruh Negara.

Inilah ceritanya....

Untuk memudahkan pergerakan, mereka naik pesawat ke Penang dan menyewa
kereta untuk melakukan perjalanan darat di sekitar B'worth , Perak,
Kedah dan Perlis dalam rangka melakukan suatu survey khusus untuk
kepentingan klien..

Entah bagaimana silapnya mereka, pada waktu malam menginap di sebuah
hotel kecil. Sebenarnya Andy ingin memesan 2 kamar tetapi kerana hanya
ada 1 kamar maka dia meminta pendapat Ema. Kerana memang sudah sangat
penat Ema setuju untuk sekamar dengan Andy (sebenarnya Ema agak "sedikit
senang" dengan keadaan darurat tersebut)!

Kerana berasa panas, maka Andy membuka jendela kamar. Masalahnya, kamar
tersbut hanya memiliki 1 ranjang berukuran panjang dan tidak memiliki
kursi panjang. Tidak mungkin bagi Ema untuk meminta Andy tidur di
lantai. Jadi akhirnya mereka tidur sekatil setelah Andy berjanji bahwa
dia tidak akan melakukan hal yang bukan- bukan.

Sebenarnya Ema tidak pernah tidur sekatil dengan seorang lelaki apatah
lagi Andy adalah suami orang! Sebagai seorang wanita jantungnya
berdebar sangat kencang kerana tidur seranjang dengan lelaki sopan yang
sangat diadmirekannnya. Kaki mereka beberapa kali saling bersentuhan
kerana katilnya memang kecil.

Setelah setengah jam, angin malam yang masuk melalui jendela membuat Ema
merasa kedinginan sehingga dia memberanikan diri bertanya kepada Andy:
"Abang Andy, Ema kesejukan nih. Boleh tak minta tolong jendelanya
ditutup saja?"

Andy tidak langsung menjawab dan Ema berpikir Andy sudah tertidur
sehingga dia berkata lagi:
"Abg Andy..."

Kali ini Andy langsung menjawab:
"Ema, kamu kesejukan ya? MAUKAH KAMU MALAM INI KAMU BERTINDAK SEPERTI
ISTERI SAYA?"

Jantung Ema terasa berhenti berdetik. Jantungnya langsung gemuruh
mendengar pertanyaan Andy. Dengan hati-hati ia bertanya:
"Maksud abg Andy?"













"Maksud saya, bolehkah Ema tolong tutupkan sendiri tingkap yang terbuka
tu,seperti yang selalu dibuat oleh isteri saya dirumah?!"


wah, wah,wah...tekun baca nmpak... Tension kan . Boleh imagine muka semua
orang. Dah sekarang boleh balik buat kerja yang patut dibuat.

Korang ni kalau bab2 macam ni tekun je korang baca.Tak delah ingat ke lain

Mengapa Yahudi Bijak

Setelah berada 3 tahun di Israel kerana menjalani housemanship dibeberapa hospital disana, ada beberapa perkara yang menarik dapat saya perhatikan untuk dijadikan tesis ini, iaitu "Mengapa Yahudi Bijak?". Memang tidak dapat dinafikan ramai cendikiawan berbangsa Yahudi, dari segala bidang, Engineering, musik, saintis dan yang paling hebat ialah bidang perniagaan, dimana ia memang paling tersohor. Hampir 70% perniagaan di dunia dikuasai oleh kaum Yahudi, dari kosmetik, pakaian, pemakanan, senjata, perhotelan, perfileman diHollywood dan sebagainya.

Ketika tahun kedua, akhir bulan December 1980 dan sedang saya menghitung hari untuk pulang ke California saya terfikir apakah sebab nya kaum Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau olah manusia sendiri? Adakah bijak boleh dijana? Seperti kilang pengeluaran?

Maka saya pon tergerak membuat tesis untuk Phd saya, disamping kebaikan untuk umat sejagat dan dapat hidup secara harmoni. Untuk pengetahuan anda tesis yang saya lakukan ini mengambil masa hampir lapan tahun, ini kerana untuk mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.

Antara data-data yang saya kumpulkan ialah pemakanan, adat resam, ugama, persiapan awal untuk melahirkan zuriat dan sebagainya dan data data tadi saya cuba bandingkan dengan bangsa dan kaum kaum lain.

Marilah kita mulakan dengan persiapan awal melahirkan zuriat. Di Israel, setelah mengetahui yang sang ibu sedang mengandung, pertama kali saya perhatikan ialah, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano dan si ibu dan bapa akan membeli buku metamatik dan menyelesaikan masalah metamatik bersama suami, saya sungguh hairan kerana teman saya yang mengandung sering membawa buku metamatik dan bertanya kepada saya beberapa soalan yang beliau tak dapat menyelesaikanya, oleh kerana saya memang minat tentang metamatik, tentu saja dengan senang saya bantu beliau. Saya bertanya kepada beliau, adakah ini untuk anak kamu? Beliau menjawab, "ia, ini untuk anak saya yang masih didalam kandungan, saya sedang melatih otak beliau, semuga ia menjadi genius apabila dewasa kelak" Perkara ini membuat saya tertarik untuk mengikut perkembangan beliau seterusnya. Berbalik kepada metamatik tadi, tanpa merasa jenoh beliau membuat latihan metamatik sehingga beliau melahirkan anak.

Seperkara lagi yang saya perhatikan ialah pemakanan beliau, sejak awal mengandung beliau gemar sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu , dan untuk tengah hari makan utama beliau ialah roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang digaul dengan badam dan berbagai jenis kekacang, menurut beliau daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merosakkan pengembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. menurut beliau ini adalah adat orang orang yahudi ketika mengandung dan ianya menjadi semacam kewajipan untuk ibu ibu yang sedang mengandung mengambil pil minyak ikan.

Ketika saya diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi, perkara pertama yang saya perhatikan ialah menu mereka. Setiap undangan yg sama perhatikan ialah mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet) dan biasanya daging tidak akan ada bersama dimeja jika ada ikan, menurut mereka, campuran daging dan ikan tak elok dimakan bersama. Salad dan kacang adalah suatu kemestian, terutama badam.


Seperkara yang pelik ialah mereka akan memakan buah buahan dahulu sebelum memakan hidangan utama. Jangan terperanjat jika anda diundang kerumah Yahudi anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk dan lemah dan payah untuk memahami pelajaran disekolah.

Di Israel, merokok adalah taboo, apabila anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok, dan tanpa malu mereka akan menyuruh anda keluar dari rumah mereka dam merokok diluar rumah mereka. Menurut saintis di Universiti Israel , siasatan menunjukkan nikotin dapat merosakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada genes, ini bermakna keturunan perokok bakal membawa generasi yg cacat otak ( bodoh atau lembab). Suatu penemuan yg dahsyat ditemui oleh saintis yg mendalami bidang genes dan DNA. Para perokok harap ambil perhatian. (Ironi nya, pemilik pengeluar rokok terbesar adalah ...... tekalah sendiri..!)

Perhatian saya selanjutnya ialah melawati tadika mereka, Pemakanan anak anak tadi cukup dikawal, makanan awal ialah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever) Didalam pengamatan saya, kanak Yahudi sungguh bijak dan rata rata mereka memahami 3 bahasa iaitu Hebrew, Arab dan Inggeris dan sedari awal lagi mereka telah dilatih bermain piano dan violin, ini adalah suatu kewajipan. Menurut mereka bermain musik dan memahami nota notanya dapat meningkatkan lagi IQ kanak kanak dan sudah tentu bakal menjadikan budak itu bijak.

Ini menurut saintis Yahudi, gegaran musik dapat stimulate (semacam senaman untuk otak) maka itu terdapat ramai sekali genius musik terdiri dari kaum Yahudi.

Seterusnya ke darjah 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar metamatik berkonsepkan perniagaan dan pelajaran sains amatlah diberi keutamaan. Di dalam perhatian peribadi saya, perbandingan dengan anak anak di California , ianya jauh berbeza tentang IQ dan boleh saya katakan 6 tahun kebelakang!!!. Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi sukan juga menjadi kewajipan bagi mereka dan sukan yg diberi keutamaan ialah memanah, menembak dan berlari, menurut teman saya ini, memanah dan menembak dapat melatih otak mem fokus sesuatu perkara disamping mempermudahkan persiapan untuk perhidmatan negara.


Selanjutnya pemerhatian saya menuju ke sekolah tinggi (menengah) disini murid murid ditekan dengan pelajaran mata sains dan mereka digalakkan mencipta produk, segala projek mereka walaupon kadangkala kelihatannya lucu dan mengarut, tetap diteliti dengan serius apatah lagi ianya berupa senjata, perubatan dan engineering, idea itu akan dibawa ke institute tinggi di Politeknik dan Universiti.

Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakulti perniagaan. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka tentang perniagaan. Diakhir tahun diuniversiti, para penuntut dibidang niaga dikehendaki melakukan projek dan memperaktik kanya dan anda hanya akan lulus jika kumpulan anda(10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US1juta! Anda terperanjat? Itulah kenyataan, dengan rangkaian seluruh dunia dan ditaja sepenuhnya oleh syarikat milik Yahudi, maka tidak hairanlah mereka dapat menguasai ½ perniagaan didunia! Siapakah yg mencipta design Levis yg terkini? Ianya dicipta di Universiti Israel oleh fakulti bisnes dan fesyen.

Pernahkah anda melihat cara orang Yahudi melakukan ibadah mereka? Salah satu caranya ialah dengan menggoyangkan kepala mereka, menurut mereka ini dapat mengaktifkan otak mereka dan menambahkan oksijan dikepala, banyak ugama lain di Timur Tengah, seperti Islam juga ada menyuruh umatnya menunduk atau menggoyangkan kepala, ini guna dapat mensimulasikan otak kita supaya bertambah aktif. Lihat orang orang Jepun, mereka sering menunduk nundukkan kepala dan ianya sebagai adat. Ramai orang orang Jepun yg pandai? Adakah ianya sebagai kebetulan? Kegemaran mereka ialah sushi (ikan mentah). Adakah ini kebetulan? Fikirkanlah!

Berpusat di New York, Dewan perniagaan Yahudi bersedia membantu mereka yg berminat untuk melakukan bisnes (sudah tentu untuk Yahudi sahaja) jika mereka ada idea yg bernas, jawatan kuasa akan memberi pinjaman tanpa faedah dan pentadbir dari jawatan kuasa tadi akan bekerjasama dengan anda untuk memastikan yg perniagaan mereka menurut landasan yg betul. Maka itu lahirlah Starbuck, Dell comptr, Cocacola, DKNY, Oracle, Perfileman di Hollywood, Levis, Dunkin Donut dan ada beratus kedai ternama dibawah naungan dewan perniagaan Yahudi di New York. Graduan Yahudi dari fakulti perubatan New York akan disarankan untuk mendaftar dipersatuan ini dan digalakkan memulakan klinik mereka sendiri dengan bantuan wang tanpa faedah, barulah saya tahu mengapa hospital di New York dan California sentiasa kekurangan doktor pakar.

Kesimpulanya, pada teori saya, melahirkan anak dan keturunan yg bijak boleh dilaksanakan dan tentunya bukan semalaman, ianya memerlukan masa, beberapa jenerasi mungkin? Persiapan awal adalah ketika sang ibu mengandung, galakkanlah siibu melakukan latihan metamatik yg mudah tetapi konsisten disamping mendengar musik klasik. Seterusnya ubahlah cara pemakanan, makanlah makanan yg elok dan berhasiat yg baik untuk otak, menghayati musik sejak kecil adalah baik sekali untuk penumbuhan otak kanak kanak, dengan bermain piano dan violin sudah tentu dapat melatih anak anak mencerdaskan otak mereka demikian juga sukan yg memerlukan konsetrasi yg tinggi, seperti memanah, bola keranjang, dart dan menembak.

Merokok menjanjikan jenerasi yg moron (goblok) dan sudah tentu genes bodoh akan mengikut ke jenerasi siperokok. Lawatan saya ke Singapore pada tahun 2005 amat memeranjatkan sekali, disini perokok seperti dianak tirikan dan begitu susah sekali untuk perokok dan anda tahu berapa harga sekotak rokok? US$ 7 !!! ini bersamaan perbelanjaan sehari untuk makan anda!! Saya puji sekali sikap pemerintah Singapore dan menkjubkan sekali!!! dan seperti Israel ianya begitu taboo dan cara pentadbiran dan segi pembelajaran mereka hampir serupa dengan Israel , maka itu saya lihat banyak institusi pelajaran mereka bertaraf dunia walaupon hakikat nya negeri Singapore hanyalah sebuah pulau sebesar Manhattan !!

Anda mungkin muskil, benarkah merokok dapat melahirkan jenerasi goblok, saya telah menemui beberapa bukti menyokong teori ini. Lihat saja Indonesia , jika anda ke Jakarta , dimana saja anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga kemusium hidung anda akan segera terbau asak rokok! Dan harga rokok? Cuma US$ .70cts !!! dan hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak kah universiti terdapat disana? Hasil apakah yg dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggeris? Ditangga berapakah kedudukan mereka di pertandingan metamatik sedunia? Adakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri.

Di tesis saya ini, saya tidak akan menimbulkan soal ugama atau bangsa, adakah Yahudi itu zalim sehingga diusir dari semenjak zaman Paraoh hingga ke Hitler, bagi saya itu isu politik dan survival, yg ingin saya ketengahkan ialah, mampu kah kita dapat melahirkan jenerasi yg bijak seperti Yahudi? Jawabanya ialah mungkin dan tidak mustahil dan ianya memerlukan perubahan, dari segi pemakanan dan cara mendididik anak dan saya kira hanya memerlukan 3 jenerasi sahaja. Ini dapat saya lihat sendiri tentang cucu saya, ini setelah saya mengajar anak saya melalui program yg telah saya nyatakan diatas tadi, pada umur 9 tahun (cucu saya) dia dapat menulis esay sepanjang 5 mukasurat penuh. Esay nya hanyalah mengenai Mengapa saya gemarkan tomato!

Selamat sejahtera dan semuga kita dapat melahirkan manusia yg bijak dan bersifat mulia untuk kebaikan manusia sejagat tanpa mengenal batasan bangsa.

rajin-rajinlah baca Quran

Why do we read Quran, even if we can't understand a single Arabic word???? This is a beautiful story.

An old American Muslim lived on a farm in the mountains of eastern Kentucky with his young grandson. Each morning Grandpa was up early sitting at the kitchen table reading his Quran. His grandson wanted to be just like him and tried to imitate him in every way he could.

One day the grandson asked, "Grandpa! I try to read the Quran just like you but I don't understand it, and what I do understand I forget as soon as I close the book. What good does reading the Qur'an do?"

The Grandfather quietly turned from putting coal in the stove and replied, "Take this coal basket down to the river and bring me back a basket of water."

The boy did as he was told, but all the water leaked out before he got back to the house. The grandfather laughed and said, "You'll have to move a little faster next time," and sent him back to the river with the basket to try again. This time the boy ran faster, but again the basket was empty before he returned home. Out of breath, he told his grandfather that it was impossible to carry water in a basket, and he went to get a bucket instead.

The old man said, "I don't want a bucket of water; I want a basket of water. You're just not trying hard enough," and he went out the door to watch the boy try again.

At this point, the boy knew it was impossible, but he wanted to show his grandfather that even if he ran as fast as he could, the water would leak out before he got back to the house. The boy again dipped the basket into river and ran hard, but when he reached his grandfather the basket was again empty. Out of breath, he said, "See Grandpa, it's useless!"

"So you think it is useless?" The old man said, "Look at the basket."

The boy looked at the basket and for the first time realized that the basket was different. It had been transformed from a dirty old coal basket and was now clean, inside and out.

"Son, that's what happens when you read the Qur'an. You might not understand or remember everything, but when you read it, you will be changed, inside and out. That is the work of Allah in our lives."

If you feel this email is worth reading, please forward to your contacts/friends. Prophet Muhammad (pbuh & his family) says: *"The one who guides to good will be rewarded equally"*

sory terlewat

framadan dah nak abis , tapi promosi masih berjalan seperti biasa. mungkin dilanjutkan sehingga akhir tahun. kita sibuk mengejar prosmosi yahudi dengan tawaran memberli belah di shopping hingga lupa promosi dan tawaran paling lumayan dari Allah. kita kehilangan melihat lailatul kadar kerana merebut lalitul kamdar. beringatlah kita semakin hampir kepada perkara yang semaikn dekat dengan kita iaitu mati
REBUTLAH TAWARAN
PALING LUMAYAN DARI
ALLAH SWT INI SELAGI
STOK UMUR MASIH ADA !!!
Tarikh : 1 - 30 Ramadhan 1430H
20ogos - 19 September 2009
Masa : 24 jam ( siaran langsung )
Tempat : Seluruh Pelusuk Alam
Masa : 24 jam ( siaran langsung )
Tempat : Seluruh Pelusuk Alam
Untuk Keterangan Lanjut Sila Rujuk
Al Quran, Hadis Dan Alim Ulama`
Berhampiran Anda !!!
TAWARAN SAH MULAI
20ogos-19 Sept.2008
􀀹 Puasa siang hari
􀀹 Bersahur
􀀹 Solat Tarawikh
􀀹 Zakat Fitrah
􀀹 Zikrullah dan doa
􀀹 Majlis Tazkirah
􀀹 Berbuka puasa
􀀹 Sedekah Jariah
􀀹 Iktikaf di Masjid
􀀹 Qiamullail
􀀹 Tadarus Al-Quran
􀀹 Umrah Ramadhan
􀀹 dan macam macam lagi
􀂾 keredhaan Allah
􀂾 keampunan Allah
􀂾 balasan syurga
􀂾 bonus 1000 bulan
􀂾 tingkatkan taqwa
􀂾 potongan 100 %
􀂾 syaitan di belenggu
􀂾 sihat tubuh badan
􀂾 rezeki mencurah
􀂾 doa di makbul
􀂾 malam Lailatul Qadar
􀂾 dan banyak lagi !!!!!!
Syarat Penyertaan
􀂃 warganegara muslim
􀂃 mukmin sejati
􀂃 ikhlas & jujur
􀂃 baligh & berakal
􀂃 ikut peraturan
􀂃 solat fardhu tak cuai
Bersama Artis Imam Undangan : Para Hafiz & Qari jemputan dari seluruh negara
Menanti anda untuk di menangi ...
LULUS
KUNJUNGILAH
MASJID & SURAU
YANG DISEDIAKAN
DI TEMPAT ANDA

saja untuk renungan

" Sebab Utama Lelaki Ditarik Ke Neraka Oleh Wanita !!!!!!!!"


Di akhirat nanti ada 4 golongan lelakiyg akan ditarik masuk ke neraka oleh wanita.Lelaki itu adalah mereka yg tidak memberikan hak kpd wanita dan tidak menjaga amanah itu. Mereka ialah:

1. Ayahnya

Apabila seseorang yg bergelar ayah tidak mempedulikan
anak2 perempuannya didunia.Dia tidak memberikan
segala keperluan agama seperti mengajar solat,mengaji
dan sebagainya Dia membiarkan anak2 perempuannya tidak
menutup aurat. Tidak cukup kalau dgn hanya memberi
kemewahan dunia sahaja. Maka dia akan ditarik ke
neraka oleh anaknya.

(p/s; Duhai lelaki yg bergelar ayah, bagaimanakah hal
keadaan anak perempuanmu sekarang?. Adakah kau
mengajarnya bersolat & saum?..menutup aurat?..
pengetahuan agama?... Jika tidak cukup salah satunya,
maka bersedialah utk menjadi bahan bakar neraka
jahannam.)

2. Suaminya

Apabila sang suami tidak mempedulikan tindak tanduk
isterinya.Bergaul! bebas di pejabat, memperhiaskan
diri bukan utk suami tapi utk pandangan kaum lelaki yg
bukan mahram. Apabila suami mendiam diri walaupun
seorang yg alim dimana solatnya tidak pernah
bertangguh, saumnya tidak tinggal, maka dia
akan turut ditarik oleh isterinya bersama-sama ke dlm
neraka.

(p/s; Duhai lelaki yg bergelar suami, bagaimanakah hal
keadaan isteri tercintamu sekarang?. Dimanakah dia?
Bagaimana akhlaknya? Jika tidak kau menjaganya
mengikut ketetapan syari'at, maka terimalah hakikat yg
kau akan
sehidup semati bersamanya di 'taman' neraka sana .)

3. Abang-abangnya

Apabila ayahnya sudah tiada,tanggungjawab menjaga
maruah wanita jatuh ke bahu abang-abangnya dan saudara
lelakinya. Jikalau mereka hanya mementingkan
keluarganya sahaja dan adiknya dibiar melencong dari
ajaran Islam,tunggulah tarikan adiknya di akhirat
kelak.

(p/s; Duhai lelaki yg mempunyai adik perempuan, jgn
hanya menjaga amalmu, dan jgn ingat kau terlepas....
kau juga akan dipertanggungjawabk an diakhirat
kelak...jika membiarkan adikmu bergelumang dgn
maksiat... dan tidak menutup aurat.)

4. Anak2 lelakinya

Apabila seorang anak tidak menasihati seorang ibu
perihal kelakuan yg haram disisi Islam.bila ibu
membuat kemungkaran mengumpat, memfitnah, mengata
dan sebagainya.. .maka anak itu akan disoal dan
dipertanggungjawabk an di akhirat kelak....dan nantikan
tarikan ibunya ke neraka.

(p/s; Duhai anak2 lelaki.... sayangilah ibumu....
nasihatilah dia jika tersalah atau terlupa.... krn ibu
juga insan biasa...x lepas dr melakukan dosa...
selamatkanlah dia dr menjadi 'kayu api' neraka.....jika
tidak, kau juga akan ditarik menjadi penemannya.)
............ ......... ......... .......... .........
Lihatlah.... .betapa hebatnya tarikan wanita bukan
sahaja di dunia malah diakhirat pun tarikannya begitu
hebat.Maka kaum lelaki yg bergelar ayah/suami/abang
atau anak harus memainkan peranan mereka.

Firman Allah S.W.T;

"Hai anak Adam, peliharalah diri kamu serta ahlimu
dari api neraka dimana bahan bakarnya ialah manusia,
jin dan batu-batu... ."

Alfatihah

Jenazah Mariam selamat dikebumikan

KOTA TINGGI: Mariam Johari, wanita yang meninggal dunia di Korea Selatan selepas terkandas di negara itu selama 64 tahun, selamat dikebumikan di Tanah Perkuburan Islam Kampung Makam, di sini, petang ini(16 Sept 09).

Jenazah warga emas berusia 88 tahun itu dikebumikan kira-kira jam enam petang dengan dihadiri kira-kira 50 orang termasuk anaknya, Ramlah Sonni, 74, Jelani, 72, adik bongsu Mariam, Iash Johari, 76.

Terdahulu, hujan lebat mengiringi ketibaan jenazah Mariam di Hospital Kota Tinggi kira-kira jam 3.40 petang untuk dimandi dan dikafan sebelum disembahyangkan di Masjid Jamek Kota Tinggi kira-kira jam 5.15 petang.

Mariam menghembuskan nafas terakhirnya di sebuah rumah kebajikan di Korea Selatan pada 5 September lalu akibat kegagalan buah pinggang.

Terdahulu, jenazah Mariam diterbangkan dari Seoul pada jam 8.50 malam semalam dengan pesawat Thai Airways melalui Bangkok dan tiba di Lapangan Terbang Antarabangsa Kuala Lumpur (KLIA) pada jam 12 tengah hari tadi.

Mariam atau nama Koreanya, Kim Soon Ae, yang dilahirkan di Plentong, Johor Baharu, terkandas di Korea Selatan selepas mengikuti Cho Se Won, seorang tentera kerahan Jepun.

Hasrat Allahyarham untuk bertemu anak-anaknya yang ditinggalkan di negara ini sebelum ini termakbul melalui inisiatif stesen penyiaran Korea Broadcasting System (KBS) apabila beliau ditemukan dengan Ramlah, Jelani, cucunya, Ahmad Onn, 43, dan menantu, Siti Zainab Noor, 37, di studio KBS di Seoul pada 18 Julai 2007 menerusi program "Love in Asia".

Pada 5 September 2007, warga emas itu kemudian pulang ke negara ini untuk bertemu keluarganya dan kembali semula ke Korea Selatan pada 13 September 2007.

Sementara itu, Jelani ketika ditemui berkata, beliau dan seluruh ahli keluarga bersyukur kerana jenazah ibunya dapat disemadikan di sini seperti yang dihasrat ibunya.

"Terima kasih kepada semua pihak yang bersusah-payah menguruskan penghantaran jenazah ibu saya. Raya ini amat bermakna sekurang-kurangnya kami dapat melawat pusara ibu kami pada hari raya kali ini," katanya. - Bernama

Sedekahkan Al-Fatihah buat Allahyarhamah Mariam Johari

Jenazah Mariam tiba di Kota Tinggi

KOTA TINGGI: Jenazah Mariam Johari, 88, tiba di Kota Tinggi kira-kira jam 4 petang ini untuk dikebumikan di tanah perkuburan Kampung Makam, di sini.

Jenazah dibawa pulang menggunakan van Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (Jakim) diiringi kakitangan Pejabat Agama Daerah Kota Tinggi yang membawa enam ahli keluarga Mariam, termasuk anaknya, Jelani Sonni, 72, isteri Jelani, Suriah Anwar, 54, dan cucunya, Ahmad Onn, 43.

Jenazah terus dibawa ke Hospital Kota Tinggi (HKT) untuk dimandi dan dikapankan, dan akan disembahyangkan di Masjid Jamek Kota Tinggi, sebelum dikebumikan.

Jenazah Mariam dibawa pulang

Jenazah Mariam dibawa pulang
KERANDA Mariam Johari, 88, diangkat pekerja terminal kargo Lapangan Terbang Incheon, Seoul untuk diangkat ke pesawat Thai Airways malam tadi dan dijangka tiba di Lapangan Terbang Antarabangsa Kuala Lumpur jam 12.10 tengah hari ini.

Jenazah Mariam akan dituntut anak lelakinya, Jelani Sonni, 72, dibawa terus ke Kota Tinggi untuk pengebumian dengan bantuan Majlis Agama Islam Johor serta Jabatan Kemajuan Islam Malaysia.

Mariam meninggal dunia pada 6 September lalu di rumah orang tua di Seoul, selepas 64 tahun terkandas di Korea Selatan.

Sorotan Khas Mariam Johari

1921
Lahir di Plengton Johor

1933
Berkahwin dengan Sunni Abd Rahman , dan mendapat tiga cahayamata Jelani, Ramlah dan Jamnah
Bekerja sebagai penoreh getah / peniaga buah untuk menyara kehidupan.

1943
Diculik oleh tentera Jepun – dijadikan buruh paksa untuk membina lapangan Terbang Tentera di Senai.

Sunni juga menghilangkan diri, tidak dapat dipastikan samada beliau membawa diri atau mencari Mariam

Jelani, Jamnah dan Ramlah dijaga oleh datuk dan nenek tirinya.

1946
Berkenalan dengan Cho Se Won jatuh cinta dan mengikutnya ke Korea untuk tujuan berkenalan dengan keluarga Cho Se Won

1950
Suami Mariam ,Sonni kembali semula , mencari Mariam

Meletusnya Perang Korea, Cho Se Won sekali lagi terlibat dengan perang dan membawa pulang isteri baru dengan alasan Mariam tidak boleh melahirkan anak. Mariam juga menjaga orang anak isteri mudanya serta ayah dan ibu mertuanya.

1955 -
Mariam melarikan diri dari rumah Cho Se Won dan bekerja sebagai pembantu rumah kepada beberapa orang majikan akhirnya kepada keluarga bapa Ji Yong Un. Mariam menjaga ibu Ji yang mengidap kanser dan tiga orang adiknya. Setelah Ibu Ji meninggal Mariam berkahwin dengan bapa Ji.

1972
Sunni meninggal dunia

2007
Park Keon Young , produser Korean Broadcasting System (KBS), mengetengahkan Mariam melalui penyiarannya dan berusaha membuat tinjauan dan temubual termasuk dengan keluarganya di Malaysia

Mariam dan anak-anaknya dapat ditemukan semula.

2009
Mariam kembali ke Rahmatullah

'Jenazah ibu dibawa pulang' Jelani

'Jenazah ibu dibawa pulang'

Oleh FARIK SALLEH
utusanjohor@utusan.com.my

KOTA TINGGI 12 Sept. - "Syukur Alhamdulillah kerana akhirnya ada juga insan yang sudi membantu membawa pulang jenazah ibu."

Demikian kata-kata Jenali Soni, 72, anak lelaki sulung Mariam Johari, 88, yang meninggal dunia di Seoul, Korea Selatan pada Ahad lalu.

Jelani berkata, tiada apa yang dapat diluahkan melainkan rasa gembira dan berterima kasih kepada mereka yang membantu.

Katanya, mereka amat berharap hasrat untuk mengebumikan jenazah Mariam secara Islam di sini menjadi kenyataan.

"Walaupun hasrat ibu hendak bersama kami hingga ke akhir hayatnya sebelum ini tidak tercapai, kami tetap bersyukur kerana masih ada pihak yang mahu dan sudi menghulurkan bantuan untuk membawa pulang jenazah ibu," katanya ketika ditemui Mingguan Malaysia di rumahnya di Taman Kota Jaya di sini hari ini.

Hari ini sebuah akhbar melaporkan jenazah Mariam di Seoul, Korea Selatan hampir dibakar berikutan tidak mendapat pengesahan dan jaminan bagi membolehkan jenazah itu dihantar pulang untuk dikebumikan di Malaysia.

Usaha untuk membawa pulang jenazah Mariam sebelum ini menemui jalan buntu apabila anak tiri Mariam, Ji Yong Un, tidak mendapat kata putus daripada pejabat Kedutaan Malaysia, menyebabkan semua prosedur untuk penghantaran pulang terbantut.

Bagaimanapun, kebuntuan membawa pulang jenazah Allahyarham itu berakhir apabila semua prosedur penghantaran pulang dijamin akan diurus antara pejabat Kedutaan Malaysia dan pejabat Menteri Luar Korea.

Difahamkan jenazah Mariam akan dibawa pulang dari Korea Selatan dan akan dikebumikan secara Islam di tanah perkuburan Islam Kampung Makam di sini Rabu depan.

Jelani memberitahu, dia berasa lega dan bersyukur kerana hasrat membawa pulang dan mengebumikan jenazah ibunya secara Islam akhirnya dimakbulkan Allah SWT.

Dia yang menerima berita kematian ibunya Ahad lalu, bagaimanapun tidak dapat mengesahkan sama ada jenazah ibunya bakal tiba Rabu depan kerana ia hanya dibaca daripada laporan akhbar.

"Apa yang penting sekarang ini, kami tiga beradik memang mahu ibu dibawa balik dan dikebumikan secara Islam di sini.

"Yang pastinya ibu masih ingat agamanya kerana semasa dia pulang ke sini dua tahun lalu, dia masih boleh mengucap dan membaca al-Fatihah walaupun tidak berapa lancar," katanya.

Menurutnya, dia turut membuat persiapan memasang khemah bagi menyambut kepulangan jenazah ibunya itu.

Sebelum ini, Majlis Agama Islam Johor (MAIJ) mengesahkan Mariam Johari, 88, yang meninggal dunia di Seoul, Korea Selatan Ahad lalu, masih beragama Islam.

Ini berdasarkan bacaan al-Fatihah dan pengucapan kalimah syahadah yang dilafazkan Mariam di hadapan dua anaknya, Jelani, 72, dan Ramlah Soni, 73, ketika tiga beranak itu bertemu semula di Seoul pada Julai 2007.

Penyaksian kalimah syahadah itu juga dilafazkan di hadapan keluarga semasa warga emas tersebut pulang ke Malaysia pada Ogos 2007.

Mariam Johari -2007

June 28, 2007
nenek mariam
Posted by miloskilos under reality bites
Leave a Comment


Mariam Sahari, with her Korean son (right) Ji Yong Un, 51, his wife, Shin Sook Hyun and their son, Ji, 29. — Picture courtesy of Korean Broadcasting System.KOTA TINGGI: Jailani Sunni was six years old when his mother was abducted by the Japanese army in 1943.
He never saw her again, leading him to believe that after all these years she was dead.
Now 70, Jailani has learnt that his mother, Mariam, is alive and desperate to see her children, and he just cannot wait for the day when he can hug and kiss her.
Mariam Sahari, whose birth name is Mariam Johari, has been stranded in Korea for the past 61 years.
She did not have the proper travel documents and was considered stateless, but all that may be about to change.
When she was abducted, she was put into a concentration camp. She was one of those forced to build the military airstrip in Senai.
Mariam was then married with three children. Her husband, Sunni Abdul Rahman, who married her when he was 12, also went missing during the war, and only returned home in 1950.
Before then, Mariam met Korean Cho Se Won, fell in love with him and, in 1946, followed him back to Korea to seek his parent’s blessings to their marriage.
She left with the expectation of returning to Malaya soon, and promised her youngest child, Jamnah, then 5, “lots of cookies”.
However, it was three years before she could marry Cho and a series of unfortunate events, including the Korean War in 1950, left her stranded in Hampyong.
After the war, Cho took another wife and Mariam was forced to work as a maid in Seoul, for a household with three children where the wife was stricken with cancer.
The children grew close to Mariam, and when her employer’s wife died, Mariam became his common law wife. He died in 1992.
All the while, Mariam had been yearning for her children and family in Malaysia, with whom she had lost all contact.
The Korean Broadcasting System (KBS) took an interest in her story and came to Malaysia to trace her family.
On Saturday, her three children were contacted after a reader gave the New Straits Times the telephone number of Mariam’s grandson, Jamil Onn, whose mother is Mariam’s eldest child, Ramlah, 72.
Jailani, a kuih seller in Kota Tinggi, now hopes the government will help to bring his 86-year-old mother home.
“For years, we thought we were orphans and prayed for our parents to come home. Our father died in 1972.
“Alhamdullillah (Thank God), now we know our mother is alive and well in Seoul. We pray for her safe return.”
On Sunday night, Jailani, his sisters, and other family members got their first glimpse of Mariam in Seoul in a visual clip provided by KBS.
It showed Mariam celebrating her 86th birthday. She had a simple message of love for her children.
In her 1950s Malay lingo, she said: “My dear Ramlah, my dear Jailani, my dear Jamnah, it has been a long time since we last met but I have always missed you. I love you.
Her message brought tears to those watching.
At 8pm (9pm in Seoul), KBS arranged for a telephone conversation between Mariam and her children, with a Malaysian student in Seoul, Syira, acting as interpreter.
In a choked voice, Mariam apologised to her children.
Jailani replied: “…nanti, Jailani nak peluk dan cium mak. Kami rindu sangat dengan mak. (When we meet, I want to hug and kiss you. We all miss you very much.)”Article from NST.

Mariam Johari

After 60 years, woman becomes a citizen here
December 06, 2007

Mariam Johari
Mariam Johari has been living on this peninsula longer than many native Koreans.
Now, after more than six decades, the Malaysia-born woman has finally become a Korean citizen.
On a hospital bed in Seoul, Johari, 86, yesterday received a piece of paper that made it official.
“I cannot even express in words how truly ecstatic I am for my mom, who’s lived in this country for so long but has never been able to enjoy any benefits as a Korean,” said her stepson, Ji Yong-un. “Now she will be able to get her medical care without worrying about money. Becoming a Korean was her lifetime dream.”
Ji had been living with Johari and taking care of her until she fell ill only a couple of days before the naturalization ceremony, Ji said. She’s been suffering from various illnesses including heart disease and diabetes.
The Justice Ministry announced that Johari could skip the required written naturalization test and would not penalize her “illegal immigration status” for humanitarian reasons.
In 1946, when she was 25, Johari stepped onto the dock at the Port of Busan with a Korean man she had met at a concentration camp during World War II in Singapore.
Born in 1921 in Malaysia, she was kidnapped in 1943 by the Japanese military after her Malaysian husband and father of her three children died. She was taken to a concentration camp run by Japan, where she spent three years working as a slave laborer.
She met the Korean man there. Because he was already married, Johari couldn’t officially register their marriage, even though they had a wedding. Johari said her Korean husband abandoned her in 1955 even though she had taken care of his parents for almost a decade.
When she didn’t renew her registration as a foreigner with the Korean Immigration Service, her legal status ended on Dec. 31, 1955, according to Kang Seong-hwan, her caseworker in the Justice Ministry.
She moved to Seoul from South Jeolla and worked as a maid. She eventually became the surrogate stepmother of her employer’s three sons who lived there after their dying mother asked Johari to take care of them, Ji said.
Johari always yearned to visit her motherland, but doing so was not easy.
In addition to her illegal immigration status in Korea, Malaysia didn’t recognize her nationality because she didn’t have a birth certificate and there was no record of her.
Her story became public when a Korean Broadcasting Service TV program, “Love in Asia,” aired her life story in July. The program sent her back to Malaysia. There, she met her children, one son and two daughters, who have their own grandchildren now.
Even though she cannot speak fluent Korean or Malay, she has three children in each country.
“I met her when I was about two years old when she came to work for us as a maid,” Ji said. “And I’ve been living with her for almost 50 years. She’s my mom.”


By Lee Yang-kyoung Staff Reporter [enational@joongang.co.kr]

Mariam Johari - Di Sebalik Tabir

Stesen KBS terharu kisah Mariam
Posted on Jun 28, 2007 by pemudawilayah

Oleh Azida Shaharuddin

JOHOR BAHRU: “Kasih seorang ibu terhadap anak-anaknya tidak pernah pudar. Walaupun selepas 64 tahun meninggalkan anak-anaknya, Mariam (Johari) tidak dapat melupakan mereka.” Kasih sayang Mariam itu menjadi pendorong Produser Korea Broadcasting System (KBS), Park Keon Young mengikuti liku hidup wanita Melayu kelahiran Plentong, Johor itu.

Park yang pernah memenangi dua anugerah penyiaran, berkata kisah hidup Mariam yang dipanggil Halmoney (bermaksud nenek) lebih menusuk jiwanya berbanding kisah hidup warga asing yang pernah dimuatkan dalam siri dokumentari Cinta di Asia yang diterbitkan sebelum ini.

“Lebih menyedihkan, nenek masih ingat janji kepada anak bongsunya, Jamnah untuk membeli biskut untuknya apabila pulang dari Korea. Hingga kini, beliau terkilan ia (janji) tidak dapat dipenuhi.

“Saya juga mempunyai ibu dan ketika meletakkan diri sebagai seorang anak, sedih mengenangkan tidak dapat merasa belaian kasih seorang ibu ketika kecil,” katanya di sini semalam.

Perjalanan hidup Mariam yang terperangkap di Korea Selatan selama 61 tahun dan keinginan Park menemukan wanita itu dengan keluarga yang terpisah sejak 1943, di Malaysia, membuatkan produser berusia 38 tahun itu tidak tidur malam.

Beliau yang mengetahui kesengsaraan Mariam daripada seorang sukarelawan badan bukan kerajaan (NGO) tempatan, menemui wanita itu kira-kira dua bulan lalu di Seoul.

Park berkata, keputusan menerbitkan dokumentari itu bagi mengenang jasa Mariam yang banyak membantu masyarakat Korea terutama ketika menjaga isteri majikannya yang mengidap barah serta tiga anak mereka yang masih kecil pada 1954.

“Sebelum isteri majikannya meninggal dunia, beliau mewasiatkan Mariam berkahwin dengan suaminya. Ketika itu, Mariam menjadi serba salah kerana sudah mengumpul wang untuk kembali ke Malaysia.

“Bagaimanapun, selepas mendengar rayuan anak tirinya, Ji Yong Un yang ketika itu berusia tujuh tahun, Mariam berkorban untuk menjaga Yong Un hingga anak tirinya berumah tangga.

“Apa yang saya lakukan (membantu Mariam) sangat kecil berbanding pengorbanannya yang tidak boleh dibayar dengan wang,” katanya yang menitiskan air mata apabila mengenangkan kesusahan yang dilalui wanita Melayu itu.

Park juga menemuramah semua pihak yang mengenali Mariam di Korea Selatan bagi mengetahui perjalanan hidup wanita itu.

“Nenek pernah tinggal di satu perkampungan kecil kira-kira 300 kilometer dari Selatan Seoul. Di Korea, rakyat kami terutama di kawasan perkampungan tidak menyukai warga asing dan melihat mereka seperti ‘makhluk asing’.

“Namun Mariam seorang wanita yang istimewa kerana di kampung itu, beliau diterima dan disukai ramai kerana ciri diri yang lembut, peramah, penyayang dan pandai mengambil hati. Malah, ke mana saja termasuk ketika tiba di Seoul untuk bekerja sebagai pengasuh, beliau berjaya menawan hati ramai orang termasuk majikannya,” katanya.

Semua ini, katanya, mendorong beliau membantu Mariam mencari keluarganya di Plentong, di sini untuk mencari keluarga Mariam serta merakamkan bukti diperlukan kerajaan Korea Selatan dan Malaysia untuk mengesahkan kewarganegaraan wanita itu.

Siri dokumentari The Way Home yang mencatatkan perjalanan hidup Mariam akan disiarkan 19 Julai ini.

Sumber :

Kesah - Jelani Mariam Johari

>Jelani cuti berniaga

JOHOR BAHRU: Resah memikirkan nasib jenazah ibu tersayang, kehidupan harian Jelani Sonni (gambar), 72, anak lelaki tunggal Mariam Johari, 88, terganggu sehingga memaksanya bercuti sementara waktu menjalankan perniagaan menjual kuih-muih di Bazar Ramadan Perhentian Bas, Taman Kota Jaya.

Jelani melupakan sementara perniagaan yang menjadi sumber pendapatan utama keluarganya itu sejak beberapa hari lalu kerana asyik memikirkan bila jenazah wanita dikasihinya dibawa pulang ke negara ini dari Seoul, Korea.

Menurutnya, ramai saudara- mara serta jiran di kawasan perumahan berkunjung ke rumahnya hampir setiap hari bertanyakan pelbagai soalan mengenai Mariam selepas membaca laporan akhbar berhubung kemungkinan jenazah ibunya dibawa pulang ke sini.

Namun, dia tidak dapat memberikan apa-apa jawapan kerana kerana dia sendiri tidak mengetahui status sebenar perkara itu, sebaliknya mengharapkan perkembangan daripada dari petugas media yang menghubunginya setiap hari.

“Saya langsung tidak dihubungi pihak Wisma Putra untuk dimaklumkan mengenai perkembangan pengurusan membawa pulang jenazah emak sejak surat dihantar kepada mereka sedangkan mereka sudah ada nombor saya.

“Hari ini (semalam) sudah masuk hari keenam jenazah masih belum dikebumikan... keadaan ini menyeksa arwah mak,” katanya

Sumber : Harian Metro 12 Sept 2009

Status Agama Mariam Johari

Anak tiri tidak halang
Oleh Rudy Fazrunisyam Samarudin



JOHOR BAHRU: Status agama Mariam Johari, wanita Melayu yang meninggal dunia di Seoul, Korea Selatan, awal pagi Ahad lalu, terus menimbulkan tanda tanya apabila timbul pelbagai versi cerita daripada pihak berkaitan hinggakan upacara pengebumian jenazah wanita itu terpaksa ditangguhkan beberapa kali.

Jenazah Mariam atau nama Koreanya, Kim Soon Ae, 88, sehingga tengah hari semalam, masih belum menjalani upacara penyempurnaan mayat mengikut tradisi rakyat negara itu.

Jurucakap Kedutaan Malaysia di Seoul ketika dihubungi semalam, menjelaskan pihaknya berpendirian yang warga emas itu mengamalkan cara hidup sebagai seorang ahli gereja berdasarkan pengakuan anak tirinya, Ji Yong Un, 53, bahawa Mariam mendaftar dengan gereja itu sebaik menjejakkan kaki ke negara itu, kira-kira 60 tahun lalu.

“Perkara ini dimaklumkan sendiri anak tiri Mariam dalam pertemuannya dengan pegawai kedutaan Julai lalu di mana dia memberitahu wanita itu mendaftar sebagai kariah Gereja Katholik Bundong sejak tiba di bandar Seoul sekitar 1946.





“Malah dalam pertemuan itu, Ji turut menyatakan hasrat Mariam yang mahu jenazahnya disempurnakan mengikut cara hidupnya di Korea,” katanya ketika dihubungi, semalam.

Bagaimanapun, katanya, keluarga anak tiri Mariam dikatakan tidak mempunyai sebarang masalah jika keluarga ibu tirinya di Malaysia mahukan jenazahnya dibawa pulang untuk dikebumikan di tanah kelahirannya.

“Pihak kedutaan kini hanya menunggu keputusan yang dibuat Wisma Putra, Putrajaya kerana pihak pemerintah negara ini tidak mempunyai halangan untuk membenarkan jenazah wanita itu dihantar pulang ke negara asalnya,” katanya.

Mariam menghembuskan nafas terakhir kira-kira 12.20 tengah malam Ahad lalu (waktu Malaysia) ketika ditemani Ji dan isterinya, Shin Sook Hyun, 51, serta penerbit rancangan Love In Asia terbitan Korea Broadcasting System (KBS), Park Keon Young

Sumber : Harian Metro 12 Sept 2009

Jenazah Mariam - Belum selesai

Jenazah Mariam hampir dibakar
Oleh Siti Nurbaiyah Nadzmi
nurbaiyah@nst.com.my

KUALA LUMPUR: Jenazah Mariam Johari, 88, hampir dibakar semalam, sebelum dibawa balik ke New Best Hospital bagi membolehkan jenazah warga emas itu dihantar pulang selepas mendapat pengesahan dan jaminan kerajaan untuk dikebumikan di Malaysia, Rabu depan.

Mariam yang meninggal dunia di Seoul, Korea Selatan, Ahad lalu dibawa ke rumah pembakaran mayat kerana sehingga malam kelmarin, pihak yang menguruskan jenazahnya tidak mendapat lampu hijau dari pejabat Kedutaan Malaysia di Seoul.

Usaha untuk menghantar Mariam pulang menemui jalan buntu dan menjadi terawang-awang apabila anak tiri Mariam, Ji Yong Un, tidak mendapat kata putus dari pejabat kedutaan Malaysia, menyebabkan semua prosedur untuk penghantaran pulang terbantut.

Ji akhirnya mengambil keputusan untuk meneruskan upacara pembakaran pada jam 3 waktu tempatan (jam 2 petang waktu Malaysia) semalam, apabila sejam sebelum upacara itu berlangsung, mereka mendapat pengesahan yang dinantikan selama ini.

Ini adalah kali kedua upacara pembakaran mayat Mariam tergendala, tetapi kali ini dengan kepastian yang jenazah Mariam akan diterbangkan ke Malaysia dan dijangka dikebumikan di Kota Tinggi, Johor.

Penerbit dokumentari Korean Broadcasting System, Park Keon Young, yang berada dalam kenderaan jenazah itu, berkata berita itu melegakan banyak pihak, termasuk keluarga Mariam di Seoul, dermawan dan kumpulan yang bersimpati dengan kisah Mariam.

“Kami semua lega kerana kes ini tidak lagi terawang-awang dan akhirnya mendapat satu kepastian,” katanya yang menelefon wartawan New Straits Times, dari dalam kenderaan itu sebaik saja menerima berita pengesahan itu.

Kata Park lagi, semua prosedur untuk mengawet jenazah Mariam dan penyediaan dokumen terpaksa dihentikan semalam kerana tidak mendapat maklum balas positif dari pejabat kedutaan.

“Kami mulanya sudah tidak mengharap lagi apa-apa perkembangan dari pejabat kedutaan dan menganggap penangguhan tanpa sebab adalah suatu perbuatan yang menghina jenazah.

“Malam tadi kami telah membuat keputusan untuk meneruskan upacara pada petang ini,” katanya.

Park berkata, jenazah Mariam akan ditempatkan di hospital sama untuk proses pengawetan sebelum penerbangan pulang ke Malaysia.

Semua prosedur penghantaran pulang akan diuruskan antara pejabat kedutaan dan pejabat Menteri Luar Korea.

“Kami berharap selepas ini semua urusan akan dilaksanakan dengan segera tanpa halangan lagi,” katanya.

Kali pertama majlis dihentikan adalah pada Selasa lalu apabila seorang selebriti Malaysia menawarkan diri untuk menanggung kos penghantaran pulang jenazah Mariam ke Malaysia setelah wanita itu meninggal dunia di sebuah rumah penjagaan orang tua di Seoul.

Malangnya Wisma Putra mengeluarkan kenyataan bahawa Mariam telah melucutkan kewarganegaraan Malaysia pada hujung 2007 sekali gus menggugurkan kuasa organisasi itu untuk membawa pulang jenazahnya.

Sejurus selepas kenyataan itu dibuat, sekumpulan dermawan Korea pula mengaturkan usaha untuk membawa pulang Mariam tetapi turut menemui jalan buntu apabila pihak kedutaan tidak memberi maklum balas yang positif.

Mariam Johari - 2007 ( Sorotan Semula)

Mariam uzur, kekal di Korea

Berita Harian Online ~ 21 Julai 2007

Pertemuan kedua antara Mariam dan anak-anaknya di rumah Ji Yong Un di Ueijong-bu, di pinggir bandaraya Seoul

"MALAM tadi, saya dan Jelani tidur di sisi emak dan memeluknya hingga ke pagi. Saya amat gembira campur terharu. Saya sudah lama menanti saat manis ini," kata Ramlah Sonni, 72, yang pertama kali bertemu ibunya, Mariam Johari di sini selepas terpisah kira-kira 64 tahun.

Beliau dan adiknya, Jelani, 70, seperti dua kanak-kanak yang dahagakan pelukan dan kasih sayang ibu, menginap bersama Mariam di rumah rehat tradisional Korea Selatan, Seoul Guest House di sini, malam kelmarin.

Ketika bersama Mariam, beliau sempat membisikkan mengenai harapan ibunya itu dapat kembali ke kampung halaman di Johor.

"Seperti anak kecil, saya membisikkan kepada emak perasaan sayang dan rindu. Malah, saya mengajaknya pulang ke rumah kami di Kota Tinggi dan bertemu Jamnah. Emak kemudian mengangguk senyum," kata Ramlah kepada wartawan di sini semalam.

Beliau juga tidak dapat menahan air mata kerana mengetahui Mariam tidak dapat pulang ke Malaysia berikutan keadaan kesihatannya tidak mengizinkan.

Ramlah juga tidak segan mengaku sudah lama dahagakan belaian ibu dan pertemuan singkat itu amat bermakna bagi dirinya sebelum pulang ke Malaysia 23 Julai ini.

Ibunya dilarikan tentera Jepun ketika beliau berusia lapan tahun dan sejak itu tidak pernah menemui Mariam.

Sementara itu, Jelani berkata, sejak kecil hingga menjangkau usia remaja, beliau sering bermimpi akan berjumpa ibunya.

"Pernah saya luahkan keinginan itu kepada isteri saya, Suriah (Anwar). Mungkin agak pelik bunyinya, tetapi itulah impian saya sejak kecil lagi kerana selama ini Ramlah yang mengambil tugas emak. Syukur Alhamdulillah, doa saya dimakbulkan Tuhan," katanya.

Mariam yang berada di sisi Ramlah dan Jelani kelihatan lebih ceria selepas bersama dua anak kandungnya itu.

Katanya, beliau agak terkilan Jamnah tidak dapat bersama.

"Jika boleh, saya mahu semua anak-anak tinggal di Korea bersama saya dan keluarga Ji, (Yong Un). Kami boleh meluangkan masa bersama setiap hari. Bagaimanapun, mereka akan pulang beberapa hari lagi," katanya yang masih mampu mengukir senyuman.

Perbualan Mariam dengan dua anaknya diterjemahkan pelajar Malaysia di Korea Selatan, Umar Fakhrin.

Sebelum itu, Mariam bersama Ramlah, Jelani, anak Ramlah, Ahmad Onn, Suriah, menantu Jamnah, Siti Zainab Noor, Ji serta isterinya, Shin Sook Hyun menyaksikan tayangan dokumentari Love In Asia, The Way Home terbitan Korea Broadcasting System (KBS), di rumah Ji, di bandar Uijongbu, di sini.

Ramlah dan Jelani menjadi tetamu rancangan itu kelmarin. Ramlah, Mariam dan Jelani menitiskan air mata ketika menyaksikan segmen apabila mereka dipertemukan KBS dalam program itu.

Mariam Johari - 2007

Mariam hiba tatap gambar anak

Berita Harian Online ~ 18 Julai 2007

Belum buat keputusan pulang ke tanah air kerana kenang keluarga di Korea

KEHADIRAN tiga anak kandung yang ditinggalkan 64 tahun lalu dan seorang anak tiri yang hidup bersama selama 44 tahun, sudah tentu menjadikan Mariam Johari seorang ibu yang paling gembira ketika ini kerana mempunyai empat anak yang sentiasa menyayanginya.

Beliau yang berpisah dengan ketiga-tiga anak kandung kerana mengikut teman lelaki, Cho Se Won ke Korea kira-kira 61 tahun lalu, kini boleh bergembira kerana anak-anaknya, Ramlah Sonni, 72; Jelani, 70 dan Jamnah, 65, masih hidup dan merindui ibu mereka yang selama ini disangka sudah meninggal dunia.

Sejak menjejakkan kaki di bumi Korea pada 1946, selain hidup bersama Cho, Mariam berkahwin dengan bapa kepada anak tirinya, Ji Yong Un, 51, dan menjaga Ji sejak berusia tujuh tahun seperti anak kandung sehinggalah anak tirinya berumah tangga.

"Saya menghabiskan lebih separuh hayat menetap di Korea sejak meninggalkan tanah air pada 1946 sebagai isteri kepada Cho dan amah kepada beberapa majikan dan seterusnya ibu kepada Ji. Saya anggap Ji anak kandung saya. Ji banyak menjaga saya, seperti mana saya menjaganya dulu sejak beliau berusia tujuh tahun.

"Pada masa sama, Ramlah, Jelani, Jamnah juga adalah anak-anak saya. Saya juga sayangkan mereka, lebih-lebih lagi selepas tidak berjumpa sekian lama," kata Mariam dalam bahasa Korea yang diterjemah pelajar Malaysia di Korea Selatan, Yen Mun Wah ketika ditemui di Hospital Perbandaran Dong-Bu, Seoul, di sini, semalam.

Mariam juga berkata, kini beliau menjadi serba salah memikirkan keadaan itu dan berdoa semuanya berjalan dengan baik jika diizinkan beliau bertemu semula dengan ketiga-tiga anaknya.

Katanya, Ji tumpang gembira mengenai berita baik penemuan ketiga-tiga anaknya yang masih sihat dan menetap di Kota Tinggi namun beliau dapat menyelami perasaan serta memahami jiwa anak tirinya itu.

"Saya tahu Ji tentu sedih jika saya pulang ke Malaysia. Riak wajahnya apabila saya sebut nama Ramlah, Jelani dan Jamnah sudah cukup menggambarkan kepiluan hatinya," katanya dengan nada sebak.

Mariam berkata, Ji sebelum ini kurang mengetahui mengenai latar belakangnya, namun selepas berjumpa dengan produser televisyen Korea Broadcasting System (KBS), Park Keon Young, anak tirinya itu kini difahamkan mendapat banyak maklumat kehidupan lampaunya.

"Ketika ke rumah lama saya bersama keluarga Cho di pekan Hampyong, wilayah Jeonnanamdo minggu lalu, Ji kelihatan lain sedikit, lebih banyak mendiamkan diri selepas berkenalan dengan keluarga Cho di sana dan melihat pusara Cho. Sebelum ini, saya merahsiakan kisah hidup bersama Cho kerana memikirkan perkara lama tidak perlu difikirkan kembali terutama pengalaman sedih membawa diri ke Seoul apabila Cho berkahwin lain.

"Saya juga sangkakan anak-anak di Malaysia sudah tiada akibat Perang Dunia Kedua pada tahun 40-an itu," katanya.

Mariam berkata, ketika ini beliau masih belum membuat keputusan untuk mengikut anak-anaknya kembali ke Malaysia kerana beliau juga berasa berat hati ingin meninggalkan Ji serta cucu tirinya yang sudah menjadi sebahagian daripada keluarganya.

"Biarlah masa, keadaan dan kesihatan saya menentukan sama ada saya akan kembali ke Malaysia atau tidak," katanya yang masih tidak tahu akan dipertemukan dengan ketiga-tiga anaknya hari ini di Studio KBS pada jam 3 petang waktu tempatan.

Ketika sedang rancak berbual dengan wartawan Berita Harian, Harian Metro dan New Straits Times (NST), Mariam terkejut dan gembira apabila ditunjukkan gambar terbaru ketiga-tiga anak kandungnya.

Sejurus menatap gambar anak-anaknya, beliau terus menyebut setiap nama mereka berkali-kali 'Jelani, Ramlah, Jamnah' dengan nada sebak yang ada kalanya terimbas riak gembira.

"Mereka kelihatan tua," katanya dengan wajah menguntum senyuman sepanjang masa menatap gambar itu.

Mariam Johari Tak Pernah Makan Babi

Mariam disahkan Islam
Oleh Siti Nurbaiyah Nadzmi dan Nazura Ngah

KUALA LUMPUR: Majlis Agama Islam Johor (MAIJ) mengesahkan Mariam Johari, 88, yang meninggal dunia di Seoul, Korea Selatan, Ahad lalu, masih beragama Islam.

Ini berdasarkan bacaan Fatihah dan pengucapan kalimah syahadah yang dilafazkan Mariam di hadapan dua anaknya, Jelani Sonni, 72, dan Ramlah, 73, ketika tiga beranak itu bertemu semula di Seoul pada Julai 2007 serta sewaktu warga emas yang menetap di Korea sejak 64 tahun lalu itu pulang ke Malaysia sebulan selepas itu.

Mariam juga menyatakan tidak pernah makan daging babi atau anjing.

Ketua Penolong Pengarah Bahagian Penyelidikan MAIJ, Yosree Ikhsan, berkata perkara itu jelas menunjukkan Mariam pada zahirnya seorang Islam dan MAIJ sedia mengebumikan jenazahnya mengikut syariat Islam.

Katanya, pihaknya dimaklumkan bahawa keadaan Mariam yang tertekan di Korea menyebabkan beliau tidak dapat melaksanakan ibadat seperti seorang Muslim.

Kita menganggap beliau seorang Islam yang sewajarnya dikebumikan cara Islam," katanya ketika dihubungi Berita Harian.

Sebelum ini, Wisma Putra cuba membawa pulang jenazah Mariam tetapi buntu apabila wanita itu disahkan bukan lagi warga Malaysia dan mewasiatkan supaya jenazahnya disemadikan mengikut adat masyarakat Korea.

Bagaimanapun, 10 dermawan Korea dilaporkan bersetuju menanggung kos menerbangkan jenazah Mariam supaya dapat dikebumikan di Malaysia.

Jenazah Mariam kini ditempatkan di Universiti Suwon, Seoul untuk proses pengawetan sebelum diterbangkan ke Malaysia.

Yosree menjelaskan tidak timbul lagi keraguan terhadap pengebumian Mariam kerana menjadi fardu kifayah bagi masyarakat setempat untuk menyempurnakan jenazahnya mengikut Islam.

"Dalam kes ini, menjadi tanggungjawab MAIJ sebagai pengurus kebajikan umat Islam setempat mengebumikan Mariam.

"Pengebumian akan disempurnakan di Kota Tinggi oleh Kadi Taufik Shamsuddin," katanya.

Jelani ketika dihubungi pula berharap kebuntuan untuk membawa pulang dan mengebumikan jenazah ibunya akan berakhir secepat mungkin.

"Saya berdoa supaya perkara ini benar-benar terjadi," katanya.

Penolong Kanan Pengarah Kastam Diraja Malaysia (KDRM) Cawangan Import Eksport, Ibu Pejabat KDRM, Ismail Abdul Rahman, pula berkata proses menuntut jenazah Mariam dijangka dapat dilakukan dalam masa singkat jika tiada masalah dalam proses dokumentasi sama ada di Korea Selatan mahupun di negara ini.

Bagaimanapun, katanya, ia masih tertakluk kepada keputusan Kementerian Kesihatan yang akan menjalankan pemeriksaan ke atas mayat sejurus tiba di lapangan terbang.

Mariam Johari - Disemadikan di Tanah Air ?

Dermawan Korea biaya penerbangan
Oleh Siti Nurbaiyah Nadzmi
nurbaiyah@nst.com.my

Urus bawa pulang jenazah Mariam

KUALA LUMPUR: Usaha membawa pulang jenazah Mariam Johari masih belum berakhir apabila beberapa dermawan Korea bersetuju meneruskan urusan peng-hantaran pulang warga emas yang menetap di Korea Selatan lebih 64 tahun itu supaya dapat dikebumikan di Malaysia.

Selepas Wisma Putra tidak dapat membawa pulang jenazah Mariam, 88, yang meninggal dunia Sabtu lalu atas alasan wanita itu bukan lagi warga Malaysia, 10 dermawan Korea tampil untuk menanggung kos menerbangkannya pulang ke Malaysia.

Penerbit Korean Broadcasting Systems (KBS) Park Keon Young, yang menerbitkan dokumentari mengenai kehidupan Mariam berkata, mereka merasa amat tersentuh dengan kisah kehidupan wanita itu dan inginkan Mariam disemadikan di tanah tumpah darahnya.

"Kisah Mariam menyentuh perasaan kami (dermawan) dan merasakan inilah sumbangan sewajarnya untuk wanita berjiwa kental ini," kata Park yang berada di Seoul ketika dihubungi.

Kelmarin, keadaan menjadi kecoh apabila upacara pembakaran mayat Mariam terpaksa dihentikan apabila Kedutaan Malaysia di Seoul mengeluarkan kenyataan bahawa jenazah Mariam akan dibawa pulang.

Bagaimanapun setelah menunggu berjam-jam ternyata kedutaan Malaysia menarik balik keputusan untuk membawa pulang Mariam atas alasan wanita itu telahpun melucutkan kewarganegaraannya pada hujung 2007, iaitu beberapa bulan selepas beliau pulang buat pertama kalinya ke Malaysia selepas terkandas selama 64 tahun di Korea Selatan.

Jenazah Mariam kemudiannya dialihkan ke sebuah gereja di Seoul dan upacara pengebumian ditunda pada Jumaat (11/9) jam 3 petang waktu tempatan.

Bagaimanapun seorang biarawati yang pernah menjaga Mariam, Sister Seraphina merasakan Mariam perlu disemadikan di tanah airnya sendiri menghu-bungi Park untuk membantu.

"Sister Seraphina berkata beliau akan mencari dermawan yang sudi membiayai semua kos ini dan meminta saya menghubungi keluarga Mariam di Johor," katanya.

Menurut Park, jenazah Mariam akan dihantar ke Suwon University (berdekatan dengan Seoul) hari ini sebelum dihantar pulang melalui penerbangan.

"Profesor itu yang juga kenalan kepada Sister Seraphina, memang mengikuti perkembangan Mariam dan merasa simpati dengan kemelut yang melanda keluarga Mariam."

Park menjelaskan mereka hanya menunggu kata putus dari keluarga Mariam untuk membuat urusan penghantaran.

"Keseluruhan kos pengawetan dan penghantaran mungkin menelan belanja lebih kurang AS$3,000," katanya.

Mariam bukan lagi rakyat Malaysia

Mariam bukan lagi rakyat Malaysia
Oleh Siti Nurbaiyah Nadzmi dan Jalal Ali Abdul Rahim
bhnews@bharian.com.my

KUALA LUMPUR: Urusan membawa pulang jenazah Mariam Johari, 88, dari Korea Selatan semalam buntu apabila warga emas yang terkandas di negara berkenaan sejak 64 tahun lalu itu, disahkan bukan lagi rakyat Malaysia.

Mariam yang berasal dari Plentong, Johor, dikatakan membuat permohonan kepada Kementerian Dalam Negeri (KDN) untuk melucutkan kewarganegaraan sebagai rakyat Malaysia pada akhir 2007 dan permohonan itu diluluskan tahun lalu.

Timbalan Menteri Luar, Senator A Kohilan Pillay, ketika dihubungi Berita Harian berkata, Menteri Luar, Datuk Anifah Aman semalam mengesahkan Mariam bukan lagi warga Malaysia.

"Biasanya jika ada mayat bukan warga Malaysia di luar negara, maka kita tidak boleh buat apa-apa lagi. Isu nak bawa balik jenazah itu tidak timbul kerana dia bukan warga negara ini.

"Tambahan pula dalam kes Mariam, dia ada membuat wasiat untuk dikebumikan di sana (Korea Selatan) mengikut adat masyarakat Korea," katanya.

Ditanya mengenai kesahihan wasiat berkenaan, Kohilan berkata, pihaknya perlu menelitinya.

Mariam yang terkandas di Korea Selatan selepas dibawa tentera Jepun ke negara itu ketika Perang Dunia Kedua, meninggal dunia di sebuah rumah kebajikan di Seoul, Sabtu lalu.

Bagaimanapun, anaknya, Jelani Sonni, 72, kelmarin memohon bantuan Wisma Putra untuk membawa pulang jenazah Mariam kerana yakin ibunya masih Islam.

Malah, berita kematian Mariam turut mendapat simpati seorang artis wanita terkenal yang bersetuju membiayai kos membawa pulang jenazahnya supaya dapat dikebumikan secara Islam.

Di SEOUL, penerbit Korean Broadcasting Corporation (KBC), Park Keon Young yang pernah menerbitkan dokumentari mengenai kisah kehidupan Mariam, ketika dihubungi berkata, jenazah Mariam hampir dibakar di pusat pembakaran mayat, pagi semalam, tetapi ditangguhkan atas permintaan Kedutaan Malaysia.

Bagaimanapun, katanya, keadaan menjadi kecoh apabila pihak pengurusan mayat memberi kata dua kepada anak tiri Mariam, Ji Yong Un, 53, sama ada meneruskan upacara itu atau memindahkan jenazah ke hospital.

"Anak tiri Mariam menunggu dari pagi hingga ke petang tetapi tidak mendapat kata putus dari kedutaan. Bila saya menghubungi pejabat Kedutaan Malaysia di Seoul, mereka mengatakan yang mereka masih menunggu dokumen dari Kuala Lumpur," katanya.

Park berkata, jenazah Mariam ketika ini masih ditempatkan di rumah mayat berkenaan, tetapi Ji kini dalam dilema kerana sebagai pemandu bas, beliau tidak mampu menampung kos menyimpan jenazah Mariam di hospital

NAMA-NAMA ANAK.....

SALAM.....

Semoga semua teman terus sihat dan tabah mengharungi sisa2 Ramadhan yang akan berakhir menjelangnya Syawal nanti...Dan semoga kita terus bersyukur dengan apa yang kita ada sekarang dan terus berusaha untuk sesuatu yang lebih baik...tetapi haruslah kita ingati bahawa sesungguhnya kesederhanaan itu amat dititikberatkan dalam ajaran Islam...Oleh itu, bersederhanalah kita untuk memeriahkan Syawal nanti yer....

Pada Subuh yang syahdu ini, teman nak ajak kawan2 sekalian, berfikir sejenak apakah nama2 yang telah kita berikan kepada anak2 kita. Ada orang kata, apa ada pada nama!? Mmmm...kalau ada yang berbisik sedemikian, sebenarnya mereka silap...Dalam agama Islam sendiri menganjurkan agar ibu bapa memberi nama anak yang mempunyai maksud yang baik2 dan tidak mengaibkan anak2...Oleh itu, janganlah kita syok sendiri apabila memberi nama anak seperti cantuman nama suami isterilah, emak ayah lah, adik beradiklah..Apa yang lebih penting, adalah makna disebalik nama itu kerana nama tersebut akan memberi kesan kepada anak2....

Jadi, untuk Ju, Kak Tun, Ida, Kak Una, Razima ( mana dah hilangnya budak mak ini!)yang berhasrat nak tambah anak nanti atau para bapa yang mengidam untuk punya anak kecil lagi, di sini kawan turunkan sedikit petua untuk memilih nama2 anak yang sesuai dengan kehendak kita...Jangan mare no, bukan nak mengajar tapi nak berkongsi maklumat jer...Ha Ju, tunggu apa lagi...ngandung lah lekas...!

Panduan..... Sesiapa yang masih tercari-cari nama untuk cahaya mata yg baru, bolih le kalau nak Consider nama2 yang di bawah ni.....semuga "sejuk perut ibu mengandung" hehe... Pilihlah yg anda berkenan:- Pandai tanam bunga - Rosman.Pandai membaiki kereta - Karman . Average dalam golf - Parman . Pandai dlm penulisan - Suratman . Gagah perkasa – Suparman. Boleh mendengar sambil berjalan - Wakiman . Selalu bertanya - Azman (loghat jawa bunyi Asman) . Pandai buat kuih – Paiman. Pakar jualan – Salman. Pakar pasal alam sekitar - JASman (Jab. Alam Sekitar) . Pandai melukis, tulis sajak, nyanyi lagu – Saniman. Doktor gigi – Sugiman. Supaya cepat naik pangkat - Yasman . Bakal kaki pukul dan dera orang - Deraman . Yang ada darah Bengali - Baiman . Mat rock - Rokman . Jadi polis trafik – Saman. Pakar kunci – Lokman. Baik budi pekerti – Budiman. Ada lagi... .. Buat kerja ala kadar – Kadarisman. Suka bagi orang susah - Sukarman . Suka mengada-ngada – Ngadiman. Dua alam - Herman . Paling tak guna – Koman. Selalu sakit - Deman Kalau yang kuat berlawan – Ultraman. Yg suka main daun terup poker - Pokerman.

M3P tetap di hati...

Ikhlas: Mas, Jengka 7

Artis bantu bawa pulang jenazah Mariam

JELANI menulis surat kepada Wisma Putra untuk membuat permohonan membawa pulang jenazah ibunya, Mariam Johari yang meninggal dunia di Korea Selatan ketika berniaga di Bazar Ramadan Taman Kota Jaya, Kota Tinggi, semalam.

KOTA TINGGI: Seorang artis wanita terkenal menyumbang RM11,000 untuk membiayai kos membawa pulang jenazah Mariam Johari, 88, bagi membolehkan wanita warga Malaysia yang terkandas di Korea Selatan sejak 64 tahun lalu itu, dikebumikan secara Islam.

Artis itu yang enggan namanya disiarkan akan menyerahkan bantuan berkenaan kepada Wisma Putra di Putrajaya, hari ini.

Seorang pegawai Bahagian Konsulat, Wisma Putra ketika dihubungi mengesahkan pihaknya sudah berurusan dengan artis itu dan menerima surat daripada anak lelaki Mariam, Jelani Sonni, 72, yang meminta jenazah ibunya dibawa pulang secepat mungkin sebelum dibakar mengikut adat masyarakat Korea.

"Konsulat Malaysia akan berurusan dengan kerajaan Korea bagi mendapatkan kebenaran membawa pulang jenazah Mariam kerana Allahyarham sudah menjadi warga negara itu.

"Kita juga akan meneliti kandungan wasiat yang dikatakan ditinggalkan Mariam sebelum meninggal dunia. Sejurus mendapat kelulusan, jenazah Mariam akan dibawa pulang," katanya.

Mariam atau nama Koreanya, Kim Soon Ae yang dikatakan tidak sihat sejak empat bulan lalu, meninggal dunia ketika tidur di sebuah rumah kebajikan di Seoul, kira-kira jam 12.20 malam Sabtu lalu (waktu Malaysia).

Jelani yang menerima berita kematian ibunya, pagi kelmarin, bagaimanapun terkilan kerana Mariam dikatakan meninggalkan wasiat supaya dikebumikan mengikut adat masyarakat Korea.

Kisah Mariam mula mendapat perhatian apabila akhbar Kumpulan The New Straits Times (NSTP) menyiarkan hasratnya untuk mencari tiga anaknya di Plentong, Johor, dua tahun lalu.

Dengan bantuan Korea Broadcasting System (KBS), Mariam yang terkandas di Korea selepas dibawa tentera Jepun ke negara itu ketika Perang Dunia Kedua, akhirnya dipertemukan dengan tiga anaknya, Ramlah, 74, Jelani dan Jamnah, 67, di Seoul pada Julai 2007.

Mariam juga dibawa ke Malaysia pada 5 September tahun sama sebelum pulang semula ke Korea Selatan, kira-kira dua minggu selepas itu.

Sementara itu, Jelani yang berniaga di Pasar Ramadan Perhentian Bas Taman Kota Jaya di sini, yakin jenazah ibunya dapat dibawa pulang dan dikebumikan di Tanah Perkuburan Islam Kampung Makam di sini.

Beliau berkata, ramai ahli keluarganya dikebumikan di tanah perkuburan itu dan terletak berdekatan rumahnya serta Ramlah dan Jamnah.

"Kami memang nak dia (Mariam) dibawa balik ke sini (Kota Tinggi). Apa pun orang kata, dalam hati kami mak masih Islam. Apabila dia pulang ke sini dua tahun lalu dan mengucap, dia memang ingat agama dia.

"Bila difikir-fikir, saya sendiri belum tengok surat wasiat emak, hanya dimaklumkan mengenai wasiat itu menerusi anak saudara saya, Ahmad Onn. Sekiranya benar ada surat wasiat daripadanya, saya mahu tengok," katanya.

Penyelidik KBS, Seo Kyu Won, yang dihubungi pula berkata, rakannya, Park Keon Young sering mengunjungi Mariam termasuk ketika wanita itu dalam keadaan tenat.

"Mariam sakit sejak Mei lalu tetapi kembali sihat. Namun sejak dua bulan lalu, Mariam tenat semula dan cuba menghubungi keluarganya di Malaysia.

"Mariam mahu pulang melihat anak-anaknya... beliau asyik menyebut nama Ramlah, Jelani, dan Jamnah. Mungkin ketika itu Mariam sudah tahu dia akan pergi. Malah, Mariam pernah berkata 'Saya mahu pulang ke Malaysia kerana saya dilahirkan di negara itu, ini impian saya'," katanya.

Seo berkata, anak tiri Mariam, Ji Yong Un, 53, tidak membantah sekiranya jenazah Mariam dibawa pulang ke Malaysia.

Ketika ini, jenazah Mariam masih disimpan di rumah kebajikan Gereja Roman Katholik Beon Bong dengan namanya diletakkan sebagai 'Mariam Binti Johari' dan di bawah jagaan keluarga Ji.

Bagaimanapun, keluarga Ji perlu dimaklumkan mengenai urusan membawa balik jenazah sebelum 1 tengah hari waktu Korea (12 tengah hari waktu Malaysia) hari ini kerana sekiranya gagal, jenazah wanita itu akan dibakar mengikut adat masyarakat Korea.
Sumber : Berita harian 8 Oktober 2009

MARIAM JOHARI:Anak Kecewa Ibu Wasiat dikebumi Cara Kristian

Brie.. ni yang Ju baca dari Berita Harian.. sebak dada Ju dibuatnya.. terkilan sesangat.. Sebenarnya belum dikebumikan lagi kot.. cuma berdasarkan wasiat tu dan kegagalan pihak anaknya yang tidak dapat membawa jenazah beliau ke Malaysia, mungkin keluarga beliau di Korea akan menunaikan wasiat tu.. Allah Maha Besar..

Mariam meninggal
Oleh Azida Shaharuddin
azida@bharian.com.my
Mariam Johari
Anak kecewa ibu wasiat dikebumi cara Kristian
KOTA TINGGI: "Saya terkilan mak buat wasiat hendak dikebumikan secara Kristian kerana kami langsung tidak tahu menahu mengenai wasiat itu," kata Jelani Sonni selepas mendapat tahu ibunya, Mariam Johari, 88, rakyat Malaysia yang terkandas di Korea Selatan sejak 64 tahun lalu, meninggal dunia, malam kelmarin.

Jelani, 72, berkata beliau mendapat tahu berita kematian ibunya di sebuah rumah kebajikan di Seoul daripada anak saudaranya, Ahmad Onn, kira-kira jam 10.30 pagi semalam.

Katanya, beliau hanya tahu Mariam ada membuat wasiat sebelum menyambut Ramadan, tetapi tidak tahu kandungannya.

Mariam atau nama Koreanya, Kim Soon Ae meninggal dunia kira-kira jam 1.20 pagi waktu Korea Selatan (kira-kira jam 12.20 malam kelmarin waktu Malaysia) ketika tidur selepas kira-kira empat bulan tidak sihat.

Kisah Mariam mula mendapat perhatian apabila akhbar terbitan Kumpulan The New Straits Times Press (Malaysia) Bhd (NSTP) menyiarkan hasratnya untuk mencari tiga anaknya di Plentong, Johor, pada 23 Jun 2007.

Mariam yang dilahirkan di Plentong pada 16 Mac 1921, berkahwin dengan seorang jirannya ketika berusia 11 tahun pada 1932 dan melahirkan empat anak, namun anak keempatnya meninggal dunia beberapa bulan selepas dilahirkan.

Ketika Perang dunia kedua, suami Mariam menyertai tentera manakala Mariam dikerah menjadi buruh membina landasan kapal terbang di Senai pada 1943.

Mariam kemudian berkenalan dengan tentera kerahan Jepun dari Korea, Cho Se Won, yang membawanya ke Korea Selatan dan terkandas di negara itu.

Namun, hasratnya bertemu semula tiga anaknya, Ramlah Sonni, 74, Jelani dan Jamnah, 67, akhirnya termakbul apabila Korea Broadcasting System (KBS) membawa Ramlah dan Jelani serta cucunya, Ahmad Onn, 43 dan menantu, Siti Zainab Noor, 37, ke studio KBS di Seoul pada 18 Julai 2007.

Pertemuan kali pertama selama enam hari tidak berakhir di situ apabila Mariam pula dibawa ke Malaysia pada 5 September tahun sama sebelum pulang semula ke Korea Selatan pada 13 September 2007.

Jelani berkata, itulah kali terakhir beliau serta kakak dan adiknya bertemu dengan ibu mereka.

"Sejak itu saya langsung tidak mendengar daripadanya... mahupun daripada keluarga anak tirinya, Ji Yong Un, 53, di Seoul.

"Hanya pada petang 30 Mei lalu, saya mendapat panggilan daripada Mariam menerusi pelajar Malaysia yang menuntut di sana, Yen Mun Wah, yang menyatakan mak ketika itu tenat dan mak turut menyebut ketiga-tiga nama kami.

"Selepas itu tidak lagi ada khabar berita," katanya ketika ditemui selepas berbuka puasa di rumahnya di Taman Kota Jaya di sini.

Jelani kelihatan sedih, namun cuba menyembunyikannya dan kerap kali menyentuh mengenai kenangan bersama ibunya ketika wanita itu pulang ke negara ini, dua tahun lalu, termasuk mendengar Mariam mengucap dua kalimah syahadah.

Ditanya sama ada beliau akan ke Korea membawa jenazah ibunya pulang ke negara ini, Jelani berkata beliau difahamkan kos membawa pulang jenazah itu membabitkan kira-kira RM30,000.

"Lagipun saya tidak sanggup melihat ibunya dikebumikan cara mereka... rela tidak rela, kami redha dan berserah kepadaNya," katanya.

Jelani mengakui beliau dan adik beradik sekeluarga memang mahu ibu mereka dibawa pulang.

"Malah ketika beliau masih sihat lagi. Namun apakan daya, tiada siapa dapat membantu kami membawanya pulang, kerajaan negeri pula sudah banyak membantu kami dan kami turut terhutang budi.

"Kalau pun ada pihak yang sudi membantu membawa jenazah pulang, kami juga khuatir mengundang pelbagai masalah di Pejabat Agama di sini," katanya.

Aku Seorang Che'gu Part 20

Telefon. Pada masa aku mengajar di Pulau Redang pada tahun 1992 hingga 1994 talian telefon rumah, masih belum ada begitu juga di sekolah, pun tidak ada telefon. Telefon bimbit (handphone) yang terdapat melambak-melambak seperti sekarang memang tidak pernah diimpikan. Di Pulau Redang pada masa itu cuma terdapat satu telefon satelit menggunakan tenaga solar yang ditempatkan di Pondok Polis Pulau Redang.
Bagi urusan rasmi sekolah biasanya Jabatan atau PPD membuat panggilan dan meninggalkan pesan agar Guru Besar, atau guru berkenaan pergi menunggu panggilan di pondok telefon dalam masa tertentu antara 10 hingga 15 minit. Jarak antara sekolah dengan pondok telefon berkenaan lebih kurang 400 meter.
Bagi urusan tidak rasmi pula biasanya pemanggil akan memaklumkan kepada orang yang mengangkat telefon supaya membuat panggilan kembali. Dalam bab ini pujian patut diberi kepada penduduk pulau Redang kerana biasanya mereka sangat beramanah dan dengan sukarela mencari dan memaklumkan panggilan-panggilan telefon seperti yang diminta oleh pemanggil.Dalam situasi kesukaran perhubungan dan lokasi yang terasing sebegitu setiap panggilan telefon adalh sangat mustahak dan mencemaskan. Jika kita menerima panggilan telefon terbayang-bayang di fikiran apakah kejadian yang tidak kena berlaku di rumah atau kepada ahli keluarga terdekat.
Pada musim tengkujuh , sewaktu awan mendung menyelubungi angkasa telefon solar ini tidak dapat berfungsi, jadi bagi penduduk kampung dan orang awam hubungan dengan daratan terputus terus. Alternatif bagi yang terlalu mencemaskan ialah talian telefon polis ataupun telefon atur tokeh-tokeh pelancongan yang pada masa itu sebesar bateri kereta kancil dan seberat 3 kilogram ( to be continue...)

Tragis dan Menyedihkan

Mati ketika tidur
Oleh Ibrahim Isa
ibrahim@hmetro.com.my


BATU PAHAT: Hasrat Mariam Johari, 88, untuk pulang buat kali terakhir ke Johor bagi menyambut Ramadan dan Aidilfitri bersama keluarganya, tidak kesampaian apabila wanita yang terkandas di Korea Selatan sejak 63 tahun lalu itu, meninggal dunia jam 12.20 tengah malam kelmarin (waktu Malaysia).

Mariam atau nama Koreanya, Kim Soon Ae, yang keadaan kesihatannya dilaporkan merosot sejak dua bulan lalu, meninggal dunia ketika tidur di sebuah rumah perlindungan orang tua di bandar raya Seoul.

Wanita warga emas yang pernah menarik perhatian masyarakat Malaysia itu meninggal dunia ketika ditemani anak angkatnya, Ji Yong Un, 53, dan isteri, Shin Sook Hyun, 51, serta penerbit rancangan Love In Asia KBS, Park Keon Young.

Penyelidik Korea Broadcasting System (KBS), Seo Kyu Won, berkata Mariam pernah meluahkan hasrat kembali ke tanah kelahirannya terutama bagi menyambut Aidilfitri bersama keluarganya yang lama terpisah.





“Tidak beberapa lama sebelum kesihatannya semakin merosot, Mariam meluahkan keinginannya untuk pulang menemui keluarga di Malaysia buat kali terakhir.

“Saya tak tahu dia sedar atau tidak Ramadan dan Aidilfitri bakal menjelma, namun dia berharap pulang kali terakhir untuk bersama keluarganya di Malaysia walaupun keadaan kesihatannya bertambah buruk,” katanya ketika dihubungi, semalam.

Won bagaimanapun berkata, Mariam disahkan meninggal dunia ketika tidur pada jam 1.20 pagi waktu Korea akibat sakit tua.

Menurutnya, jenazah Mariam kini disimpan di hospital berkenaan selama tiga hari (hingga esok) sementara menunggu keputusan sama ada keluarganya di Malaysia mahu membawa pulang atau sebaliknya.

Mariam mula mendapat perhatian apabila akhbar terbitan kumpulan The New Straits Times Press (Malaysia) Bhd (NSTP) menyiarkan kisahnya yang mencari tiga anak kandungnya di Plentong, Johor, pada 23 Jun 2007 menerusi rancangan Love In Asia KBS.

Dia yang dilahirkan di Plentong pada 16 Mac 1921, dibesarkan keluarga di Kampung Sungai Tengkorak, Plentong dan bekerja sebagai penoreh getah.

Wanita itu dinikahkan dengan seorang jiran ketika berusia 11 tahun pada 1932 dan melahirkan empat anak, namun anak keempatnya meninggal dunia beberapa bulan selepas dilahirkan.

Ketika Perang Dunia Kedua, suami Mariam menyertai tentera manakala wanita itu dikerahkan menjadi buruh membina sebuah landasan kapal terbang di Senai pada 1943.

Mariam kemudian berkenalan dengan tentera kerahan Jepun dari Korea, Cho Se Won, yang membawanya pulang ke Korea Selatan dengan alasan berkenalan dengan ibu bapanya sebelum pulang ke Tanah Melayu (ketika itu) semula.

Bagaimanapun, Mariam terkandas di Korea Selatan termasuk terpaksa melalui Perang Saudara Korea dari 1950 hingga 1953 dan selepas perang tamat, harapannya untuk pulang ke Tanah Melayu musnah apabila Tanah Melayu bergelar Malaysia.

Namun, hasratnya bertemu semula tiga anaknya, Ramlah Sonni, 74, Jelani, 72, dan Jamnah, 67, akhirnya termakbul apabila KBS menerusi rancangan itu membawa Ramlah dan Jelani, serta cucu, Ahmad Onn, 43, dan menantu, Siti Zainab Noor, 37, bertemu buat kali pertama di studio KBS di Seoul pada 18 Julai 2007.

Pertemuan kali pertama selama enam hari itu tidak berakhir di situ apabila Mariam dibawa pulang ke Malaysia pada 5 September tahun sama sebelum pulang semula ke Korea Selatan pada 13 September 2007.

Aku Seorang Che'gu Part 19

Yak Bok TanJeti kayu dan kehidupan di Pulau Redang tidak dapat dipisahkan umpama irama dan lagu. Jeti-jeti dibuat pada akhir tahun 1970an seiring dengan perpindahan penduduk yang sebelumnya di pulau Pinang kira-kira satu kilometer dari Pulau Redang. Pada asalnya tiang jeti empat persegi, tetapi kebanyakannya telah ditukar dengan tiang bulat daripada kayu bakau apabila tiang asalnya reput. lantai pula kebanyakannya adalah papan 1 inci X enam inci yang disusun di atas penyangga tiang tadi. Jeti ini digunakan oleh pejalan kaki, penunggang basikal dan jarang-jarang penunggang motorsikal. Ada sesetengah tempat , jeti ini bergoyang-goyang bila kita melaluinya.
Ketika hujan pula jeti ini sangat licin, pejalan kaki akan jatuh tersungkur atau terjelepuk jika tidak berhati-hati melaluinya. kadangkala di atas jeti ini terdapat pula longgokan tahi kucing yang selalu terpijak kerana warnanya dengan warna lantai jeti tidak banyak bezanya.
Pada suatu petanng ahli jemaah masjid termasuk kami guru-guru yang datang bersolat Asar dijemput untuk bertahlil di rumah penduduk kampung Pulau Redang. Seperti biasa kami akan pergi secara berderet dan beriringan dalam kumpulan tujuh hingga sepuluh orang. Selesai tahlil dan jamuan kami keluar daripada rumah itu secara beriringan sepertimana waktu kami datang tadi. Sewaktu perjalanan pulang Seorang sahabatku telah terpijak lantai yang hujungnya telah reput dan tidak kena pada penyangga menyebabkan lantai itu terjungkit ke atas hampir menghempap kepala. Sebelah kaki lagi telah terperosok ke celah lantai yang tercabut tadi bersama sebahagian kain pelikatnya. Serentak itu seorang pakcik yang bersama kami berteriak " Yak Bok Tan" . Kami membantu menarik sahabat tadi. Apabila kembali ke rumah guru sahabat yang terpelosok tadi yang berasal dari Johor bertanya apakah erti " Yak Bok Tan " itu beberapa kali. Aku cuba menjelaskan bahawa itu adalah kata-kata spontan seperti "Masya Allah " dan sebagainya, pada hal aku pun tak tahu dengan tepatnya apakah ertinya " Yak Bok Tan " itu. ( To be continue...)

AIR DICINCANG TAKKAN PUTUS....

Salam Ramadhan Buat Sahabat-Sahabat Yang Budiman. Semoga terus ceria pada bulan Ramadhan ini. Tentunya semakin sibuk menguruskan anak2 dan rumahtangga apatahlagi menjelang Syawal ni kan? Ju, Kak Tun, Ida, Gee dan Razima pastinya tengah sibuk mencongak2 kuih raya yang bakal dibuat atau ditunjuk! Kita lak sebagai suami pastinya tongah poning memikirkan duit raya, baju raya , belanja raya, belanja selepas raya dan bermacam-macam lagilah.....mmmm kekadang tu rasa macam nak patah balik zaman kanak2 dulu... bebas tanpa tanggungjawab kan?! Yang penting seronok jer....Tapi itulah hidup namanya...Semakin kita menginjak usia tanggungjawab kian bertambah..Siapa yang lari daripada tanggungjawab pasti tak aman hidupnya!!

Pada Subuh yang hening ini, saya nak ajak diri saya dan rakan2 sekalian untuk lebih menyayangi adik-beradik yang kita ada. Ingat tak dulu2 sewaktu kita kecik2 lagi? Masa tu saya yakin kita semua rapat ngan adik beradik kan? Tidur sebantal, makan semeja, mandi segayung, selimut bersama... tapi apabila kita sudah mempunyai haluan masing2 kekadang kita lupakan semua kemesraan itu...Pernah jugak kita gaduh ngan adik-beradik dulu kan? Tapi bak kata orang, carik2 bulu ayam lama2 bercantum jugak! Pagi tu gaduh, tengah hari dah berpeluk2 balik, tak gitu Ju? Saya ingat cerita seorang rakan yang telah yatim piatu. Katanya hari raya baginya kini tak bererti kerana tak de orang tua yang harus diciumi pada pagi raya...Mujur ada adik beradik untuk berkongsi suka dan duka...Oleh itu, rakan2 sekalian, selain ibu bapa berbuat baiklah dengan adik-beradik kita kerana mereka juga adalah 'diri' kita sebenarnya...Sama2lah kita hayati kisah di bawah yang menyentuh perasaan...Ju, ko jangan nangis k....

.. Aku cuma ada seorang adik. Usianya tiga tahun lebih muda daripada aku. Suatu hari, untuk mendapatkan sehelai sapu tangan yang menjadi keperluan anak gadis ketika itu, aku ambil 50 sen dari poket seluar ayah. Petang itu, pulang saja dari sekolah - ayah memanggil kami berdua. Dia meminta aku dan adik berdiri di tepi dinding. Aku menggeletar melihat rotan panjang sedepa di tangan ayah. "Siapa ambil duit ayah?" tanya ayah bagai singa lapar. Aku langsung tidak berdaya menentang renungan tajam mata ayah. Kedua-dua kami membisu,cuma tunduk memandang lantai. "Baik,kalau tak mengaku,dua-dua ayah rotan!" sambung ayah sambil mengangkat tangan untuk melepaskan pukulan sulungnya ke belakang aku.

Tiba-tiba, adik menangkap tangan ayah dengan kedua-dua belah tangannya sambil berkata, "Saya yang ambil!" Belum sempat adik menarik nafas selepas mengungkapkan kata-kata itu, hayunan dan balunan silih berganti menghentam tubuh adik. Aku gamam,lidah kelu untuk bersuara. Walau perit menahan sakit, setitis pun airmata adik tak tumpah. Setelah puas melihat adik terjelepok di lantai, ayah merungut: "Kamu sudah mula belajar mencuri di rumah sendiri. Apakah lagi perbuatan kamu yang akan memalukan ayah di luar kelak?" Malam itu, emak dan aku tak lepas-lepas mendakap adik. Belakangnya yang berbirat dipenuhi calar-balar cuba kami ubati. Namun adik cukup tabah. Setitis pun air matanya tidak mengiringi kesakitan yang mencucuk-cucuk.

Melihat keadaan itu, aku meraung sekuat hati, kesal dengan sikap aku yang takut berkata benar. Adik segera menutup mulutku dengan kedua-dua belah tangannya lalu berkata,"Jangan menangis kak,semuanya dah berlalu!" Aku mengutuk diri sendiri kerana tidak mampu membela adik. Tahun bersilih ganti, peristiwa adik dibelasah kerana mempertahankan aku bagaikan baru semalam berlaku. Adik mendapat tawaran belajar ke sekolah berasrama penuh dan aku pula ditawarkan menyambung pelajaran ke peringkat pra-universiti. Malam itu ayah duduk di bawah cahaya lampu minyak tanah bersama ibu di ruang tamu. Aku terdengar ayah berkata, "Zah, kedua-dua anak kita cemerlang dalam pelajaran. Abang bangga sekali!" "Tapi apalah maknanya bang... !" aku terdengar ibu teresak- esak. "Dimana kita nak cari duit membiayai mereka?"

Ketika itulah adik keluar dari biliknya. Dia berdiri di depan ayah dan ibu. "Ayah,saya tak mahu ke sekolah lagi!" Perlahan-lahan ayah bangun, membetulkan ikatan kain pelekatnya dan merenung wajah emak,kemudian wajah adik dalam-dalam. Panggggg... .sebuah penampar singgah di pipi adik. Seperti biasa yang mampu aku lakukan ialah menutup muka dan menangis. "Kenapa kamu ni?Tahu tak,kalau ayah terpaksa mengemis kerana persekolahan kamu, ayah akan lakukan!" "Orang lelaki kena bersekolah. Kalau tak, dia takkan dapat membawa keluarganya keluar daripada kemiskinan," aku memujuk adik tatkala menyapu minyak pada pipinya yang bengkak. "Kakak perempuan... biarlah kakak yang berhenti." Tiada siapa yang menyangka, dinihari itu adik tiada dibiliknya. Dia membawa bersamanya beberapa helai baju lusuh yang dia ada. Di atas pangkin tempat dia lelapkan mata, terdapat sehelai kertas yang tercatat... .. "Kak... untuk dapat peluang ke universiti bukannya mudah. Saya cari kerja dan akan kirim wang buat akak." Apa lagi yang saya tahu selain meraung. Ayah termenung, jelas dia cukup kecewa. Begitu juga emak yang menggunakan air matanya memujuk ayah.

Suatu petang ketika berehat di asrama, teman sebilik menerpa: "Ada pemuda kampung tunggu kau kat luar!" "Pemuda kampung?" bisikku. "Siapa?" Tergesa-gesa aku keluar bilik. Dari jauh aku nampak adik berdiri dengan pakaian comotnya yang dipenuhi lumpur dan simen. "Kenapa sebut orang kampung, sebutlah adik yang datang!" Sambil tersenyum dia menjawab, "Akak lihatlah pakaian adik ni.Apa yang akan kawan-kawan akak kata kalau mereka tahu saya adik kakak?" Jantungku terasa berhenti berdenyut mendengarkan jawapannya. Aku cukup tersentuh. Tanpa sedar, air jernih mengalir di pipi. Aku kibas- kibas bebutir pasir dan tompokan simen pada pakaian adik. Dalam suara antara dengar dan tidak, aku bersuara, "Akak tak peduli apa orang lain kata." Dari kocek seluarnya, adik keluarkan sepit rambut berbentuk kupu-kupu.Dia mengenakan pada rambutku sambil berkata, "Kak, saya tengok ramai gadis pakai sepit macam ni, saya beli satu untuk akak." Aku kaku. Sepatah kata pun tak terucap. Aku rangkul adik dan dadanya dibasahi air mataku yang tak dapat ditahan-tahan.

Tamat semester, aku pulang ke kampung sementara menunggu konvokesyen. Aku lihat tingkap dan dinding rumah bersih, tak seperti selalu. "Emak,tak payahlah kerja teruk-teruk bersihkan rumah sambut saya balik." "Adik kamu yang bersihkan. Dia pulang kelmarin. Habis tangannya luka-luka." Aku menerpa ke biliknya. Cantik senyum adik. Kami berdakapan. "Sakit ke?" aku bertanya tatkala memeriksa luka pada tangannya. "Tak... .Kak tahu, semasa bekerja sebagai buruh kontrak, kerikil dan serpihan simen jatuh seperti hujan menimpa tubuh saya sepanjang masa. Kesakitan yang dirasa tidak dapat menghentikan usaha saya untuk bekerja keras. " Apalagi... aku menangis seperti selalu.

Aku berkahwin pada usia menginjak 27 tahun. Suamiku seorang usahawan menawarkan jawatan pengurus kepada adik. "Kalau adik terima jawatan tu, apa kata orang lain?" kata adik. "Adik takde pelajaran. Biarlah adik bekerja dengan kelulusan yang adik ada." "Adik tak ke sekolah pun kerana akak." kata ku memujuk. "Kenapa sebut kisah lama, kak?" katanya ringkas, cuba menyembunyikan kesedihannya. Adik terus tinggal di kampung dan bekerja sebagai petani setelah ayah tiada. Pada majlis perkahwinannya dengan seorang gadis sekampung, juruacara majlis bertanya, "Siapakah orang yang paling anda sayangi?" Spontan adik menjawab, "Selain emak, kakak saya... ."katanya lantas menceritakan suatu kisah yang langsung tidak ku ingati. "Semasa sama-sama bersekolah rendah, setiap hari kami berjalan kaki ke sekolah.Suatu hari tapak kasut saya tertanggal. Melihat saya hanya memakai kasut sebelah, kakak membuka kasutnya dan memberikannya pada saya. Dia berjalan dengan sebelah kasut. Sampai di rumah saya lihat kakinya berdarah sebab tertikam tunggul dan calar-balar." "Sejak itulah saya berjanji pada diri sendiri. Saya akan lakukan apa saja demi kebahagiaan kakak saya itu. Saya berjanji akan menjaganya sampai bila-bila." Sebaik adik tamat bercerita, aku meluru ke pelamin, mendakap adik sungguh-sungguh sambil meraung bagaikan diserang histeria. Moralnya - Sayangilah ahli keluarga anda ..

M3P tetap di hati...

Ikhlas : Mas, Jengka 7